TIMES SURABAYA, BLITAR – Kota Blitar kaya akan ragam seni budaya, salah satunya kesenian jaranan seperti yang ada di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo. Uniknya, pelaku seni jaranan di Kampung Jaranan ini tak hanya orang dewasa namun juga anak-anak. Lalu, bagaimana anak-anak tertarik dengan kesenian tersebut?
Kampung Jaranan atau Pasaran Jaranan sebenarnya telah lama berdiri, namun baru dikelola untuk dijadikan ikon kampung wisata Kota Patria sejak 2022. Sebelumnya, para pelaku kesenian jaranan di kampung tersebut bersifat separatis atau berkelompok sendiri.
Kesenian jaranan yang biasanya identik dengan orang dewasa, namun ternyata banyak anak yang tertarik bergabung menjadi pelaku seni kesenian tersebut. Deni Wahyu Setiawan, Wakil Ketua Pasar Jaranan menuturkan bahwa anak-anak di Kelurahan Blitar secara alamiah atau sejak lahir sudah mempunyai bakat seni dalam dirinya. Dalam kata lain, lingkungan yang membentuk bakat tersebut.
Potret anak sanggar latihan menari jaranan (Tiara Firgishanda Ipaenin /Times Indonesia)
“Karena di sini lingkungannya lingkungan seni, kalau dilihat dari kecil jiwa-jiwa mereka ya jiwa seni. Istilahnya ‘lair ceprot njaran’. Diajari dikit langsung bisa; misalnya kayak penari jaranan, pengrawit gamelan kayak ngendang kan gak gampang toh, mungkin ya udah bawaan bakatnya,” kata Deni kepada TIMES Indonesia, beberapa waktu lalu.
Anak-anak yang tergabung dalam kesenian di Kampung Jaranan atau Pasar Jaranan tersebut tidak hanya dari Kelurahan Blitar saja. Namun juga ada dari kelurahan bahkan daerah lain.
Anak-anak tersebut bergabung dalam sangar-sanggar yang ada di Kelurahan Blitar. Tercatat ada 14 sanggar kesenian jaranan di sini.
Disti, salah satu anak sanggar mengatakan bahwa ia senang bergelut di dunia kesenian ini. Disti juga bergabung dengan dukungan orang tua. Siswi kelas 7 tersebut juga menyampaikan jika dewasa nanti, Disti ingin tetap berkarir di dunia kesenian.
Selain Disti, Kanza salah satu anak yang tergabung dalam sanggar seni mengatakan bahwa dia sangat senang dengan jaranan. Siswa kelas 4 tersebut juga mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi penari kesenian.
“Suka dari kecil kak, nanti kalo udah besar pengen jadi penari,” ujar Kenzi, anak usia 10 tahun tersebut.
Di sisi lain orang tua juga mendukung anaknya untuk tergabung dalam Kesenian Pasar Jaranan. Salah satu orang tua dari anak yang tergabung dalam Pasar Jaranan mengatakan bahwa mendukung anaknya untuk mengkreasikan minat dan bakatnya lewat kesenian tersebut.
“Anak saya yang gendang itu, dari kecil emang suka dan dia mau belajar otodidak. Otodidak nya mulai dari lihat YouTube, aplikasi terus diajak temen-temen untuk gabung di sanggar ini diarahkan. Saya sama istri juga ndukung, ya meskipun kadang terganggu akademiknya. Tapi ya saya balik lagi, kan gabisa nyuruh anak pinter semuanya. Kurikulum sekarang juga kurikulum merdeka, kalo anak seneng itu, pinter diitu yawis. Saya tinggal dukung aja,” tutur Dina, orang tua dari anak dalam sanggar kesenian Pasar Jaranan.
Pada 15 Juli 2023 mendatang, anak-anak dari Kampung Jaranan atau Pasar Jaranan bakal tampil sebagai pembuka acara Blitar Ethnic National (BEN Carnival) di Kota Blitar. Tentunya tampilan tersebut unik dan punya daya tarik untuk mengenalkan kesenian khas Blitar pada warga dan wisatawan. (*)
Pewarta | : Bunga Fitriati (PKL) |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |