https://surabaya.times.co.id/
Berita

Film “Pasar Tanpa Uang” Karya Siswa SMPN 8 Kota Probolinggo Masuk Nominasi 5 Besar FFD Yogyakarta 2023

Jumat, 05 Januari 2024 - 20:49
Film “Pasar Tanpa Uang” Karya Siswa SMPN 8 Kota Probolinggo Masuk Nominasi 5 Besar FFD Yogyakarta 2023 Suci bersama rekannya saat di acara FFD Yogyakarya. (Foto: Faiz for TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, PROBOLINGGO – Sebuah prestasi membanggakan datang dari pelajar SMPN 8 Kota Probolinggo, Jatim. Film dokumenter mereka berjudul "Pasar Tanpa Uang" berhasil masuk dalam nominasi Festival Film Dokumenter (FFD) Tahun 2023 di Yogyakarta. 

Dengan durasi 17 menit, film ini diproduksi oleh tim Wolucinema, salah satu tim ekstrakurikuler sinematografi di SMPN 8 Kota Probolinggo.

Disutradarai Suci Dian Kuspitaningsih, film ini meraih gelar sutradara terbaik dan masuk dalam nominasi lima besar di kategori pelajar tingkat internasional.

Prestasi ini lebih luar biasa karena Suci, yang masih duduk di kelas IX dan berusia 15 tahun, berhasil mengalahkan puluhan peserta dari dalam dan luar negeri yang ikut serta dalam FFD.

"Ada 84 film atau peserta dari 42 negara yang ikut dalam FFD tahun 2023," kata Suci saat diwawancarai di SMPN 8 Kota Probolinggo pada Jumat (5/1/2024) pagi.

Awalnya, Suci tertarik untuk membuat film tentang "Pasar Tanpa Uang" (PTU) saat sedang ngopi bersama dengan anggota komunitasnya.

"Saat kumpul bareng, salah satu teman saya ini penggagas PTU. Dan mulai mengenalkan PTU. PTU digagas ketika Pandemi Covid-19. Dari cerita itulah saya mulai tertarik untuk membuat sebuah film dokumenter," kata Suci.

Wolucinema, nama ekstrakurikuler sinematografi di SMPN 8 Kota Probolinggo, telah rutin mengikuti FFD. Pada tahun 2018, mereka juga pernah masuk dalam nominasi festival yang sama.

"Dari sana saya berniat untuk mengikuti Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ), tapi kata pembimbing, mending diikutkan sekalian ke FFD yang juga diselenggarakan di Yogjakarta dengan level yang lebih tinggi," ujar Suci.

Film ini mengangkat kisah seorang pemuda di Probolinggo yang pernah merasakan hidup di jalanan dan kemudian membentuk gerakan berbagi untuk masyarakat.

Dengan modal solidaritas dan komitmen yang tinggi, mereka terus menggencarkan misi sosial mereka.

Setelah melakukan riset selama 4 bulan, proses pembuatan film ini memakan waktu 5-6 bulan untuk menghasilkan film yang dilombakan pada Oktober 2023.

"Proses pembuatanya itu dimulai dari tahun 2022. Selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 2023 mulai pendaftaran dan pengiriman film. Selang satu bulan ada kabar jika masuk 5 nominasi sutradara tingkat pelajar terbaik. Selanjutnya diundang ke Jogja selama sepekan pada bulan Desember 2023 lalu dengan biaya akomodasi ditanggung seluruhnya oleh FFD," tambah Suci.

Kepala SMPN 8 Kota Probolinggo, Zacky Irfan, merasa bangga dengan prestasi muridnya.

"Saya bangga sekali. Anak didik kami membuktikan ke masyarakat bahwa kami ini eksis dan berprestasi. Maka jangan lagi memandang sekolah yang letaknya di pinggir wilayah selatan ini dengan sebelah mata," ujar Zacky.

Ini bukan kali pertama siswa SMPN 8 Kota Probolinggo meraih prestasi dalam festival film dokumenter.

Pada tahun 2018, film dokumenter mereka berjudul "Rantai Emas" juga berhasil masuk dalam nominasi festival yang sama.

Dengan pencapaian ini, SMPN 8 Kota Probolinggo membuktikan eksistensinya dalam kancah perfilman nasional.

Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk terus berkarya dan berprestasi. (*)

Pewarta : Rizky Putra Dinasti
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.