TIMES SURABAYA, BATU – Guna menguatkan mental warganya yang banyak terpapar Covid-19, Warga Rukun Warga (RW) 03, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu besok (27/7/2021) menggelar Nyadhong Pitulungan, Istighotsah secara virtual melalui Google Meet.
Menurut Ketua RW 3, Kelurahan Ngaglik, Yuris Effendi, warga akan menyaksikan semua prosesi suci ini dengan cara virtual. Hanya beberapa orang pilihan yang akan menjadi prosesi yang diawali serentak dari tujuh pintu masuk kampung.
Pada tujuh pintu masuk ini akan dijaga dan dilakukan prosesi oleh tujuh yatim piatu didampingi oleh tetua adat setempat. Semua warga berharap lewat ritual Nyadhong Pitulangan ini, warga akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dari serangan Covid-19.
“Semua ini adalah upaya kita menguatkan mental masyarakat yang akhir-akhir ini imunnya menurun. Di RW 3 ini dalam sepekan sudah ada dua warga yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19,” ujar Yuris Effendi.
Karena itulah, warga melaksanakan ritual Nyadong Pitulungan. Piitulungan yang dalam disimbolkan dengan angka pitu (tujuh) ini digambarkan lewat tujuh anak Yatim Piatu yang menjaga tujuh pintu masuk wilayah RW 3.
Mereka membawa jenang sengkala buatan warga, jajan pasar dan garam grasak serta kembang setaman.
“Ketujuh orang dari tujuh titik ini akan kirab mengelilingi tujuh pintu masuk sambil menebar garam grasak dan bunga setaman dengan melaksanakan topo wicara artinya mereka tidak boleh berbicara hingga sampai di Makam Mbah Zakaria,” ujar Pendik, panggilan akrab Ketua RW 3 Ngaglik ini.
Mbah Zakaria merupakan pendiri Masjid pertama di Kota Batu, leluhur warga RW 3 yang babat alas wilayah dimana mereka tinggal.
“Kita tidak boleh melupakan leluhur, kita kirim doa untuk almarhum sekaligus berharap leluhur kita yang lebih dekat dengan Allah SWT, membantu transfer doa kita, agar bisa didengar Allah SWT. Kita berharap kampung kita terbebas dari Covid-19,” ujarnya.
Bagi warga RW 3, yang dilawan saat ini adalah penyakit gaib. Selain melakukan ikhtiar dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan, harus juga dilawan dengan ikhtiar bersifat gaib serta bertawakal kepada Allah SWT.
“Tidak akan ada kerumunan dari acara Nyadhong Pitulungan ini, karena kita menggunakan aplikasi google meet, dimana semua warga menyaksikan secara virtual,” ujarnya memastikan.(*)
Pewarta | : Muhammad Dhani Rahman |
Editor | : Faizal R Arief |