TIMES SURABAYA, MADIUN – Mesin ini bukan sekadar alat, melainkan solusi nyata untuk membantu peternak. Mampu mencacah hingga lima ton pakan ternak setiap jamnya, alat ini menjawab kebutuhan petani yang selama ini kesulitan mengolah limbah pertanian menjadi pakan bergizi.
“Kami sudah uji langsung di sini. Dalam satu jam, mesin ini mampu mencacah hingga lima ton pakan. Hasilnya bisa langsung dikonsumsi hewan ternak,” ujar Mayor Cpl Risky Zein, Komandan Denpal V/1 Madiun, Sabtu (3/5/2025).
Efisien, hemat tenaga, dan bermanfaat. Mesin ini mampu mengubah limbah seperti tebon jagung, pelepah pisang, ranting pohon, hingga rumput liar menjadi bahan pangan bernutrisi untuk hewan ternak. Peternak tak perlu lagi repot mencacah secara manual atau membeli pakan jadi yang mahal.
Uniknya, mesin ini dibuat dari barang-barang bekas.
“Besinya kami ambil dari suku cadang kendaraan yang sudah tak terpakai. Dinamonya dari mobil rusak yang kami perbaiki lagi. Bahkan mata pisaunya dibuat dari per truk tua,” terang Mayor Risky.
Empat mata pisau baja menjadi senjata utama mesin ini. Tajam, kokoh, dan tahan banting—mampu mencacah bahan keras yang tak mampu ditangani mesin sejenis yang beredar di pasaran.
Tak hanya kuat, mesin ini juga fleksibel. Bisa digerakkan dengan motor bensin 7,5 horse power atau dinamo listrik 1,5 horse power, tergantung lokasi dan kebutuhan.
Namun lebih dari sekadar inovasi teknis, mesin ini lahir dari sebuah semangat besar: ketahanan pangan.
Adalah Danrem 081 DSJ, Kolonel Arm Untoro Hariyanto, yang menginisiasi tantangan kepada setiap satuan TNI untuk turut ambil bagian dalam menjaga ketersediaan pangan nasional. Denpal V/1 Madiun menjawabnya dengan aksi nyata.
“Kami ingin berperan aktif. Kami ingin hadir untuk masyarakat. Lewat mesin ini, kami ingin berikan solusi nyata,” tegas Mayor Risky, lulusan Akmil 2008.
Harapan mereka sederhana tapi penuh makna. Mesin pencacah pakan ini dapat digunakan oleh masyarakat luas, membantu petani dan peternak, serta mendorong produktivitas dan kemandirian.
Lebih dari sekadar inovasi alat, ini adalah simbol harapan. Bahwa dari keterbatasan, bisa lahir terobosan. Bahwa satuan militer bukan hanya garda terdepan pertahanan negara, tetapi juga sahabat petani, saudara peternak, dan pelopor ketahanan bangsa. Denpal V1 Madiun telah membuktikan hal itu. (*)
Pewarta | : Syarifah Latowa |
Editor | : Imadudin Muhammad |