TIMES SURABAYA, SURABAYA – DPW Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur (PKB Jatim) menggelar tasyakuran atas pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada tiga tokoh asal Jawa Timur.
Ketiga tokoh penerima gelar tersebut adalah ulama besar KH Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid, dan tokoh perjuangan buruh Marsinah.
Tasyakuran berlangsung di sela kegiatan Musyawarah Pimpinan Wilayah (Muspimwil) PKB se-Jatim di Vasa Hotel Surabaya, Selasa (11/11/2025) petang.
Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar mengatakan, bahwa ketiga tokoh itu memang sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional atas kiprahnya dalam bidang masing-masing.
Nilai-nilai kemanusiaan yang mereka ajarkan diharapkan menjadi teladan bagi para generasi muda.
"Gus Dur dan KH Syaikhona Kholil selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga tidak melihat itu orang dari sisi apapun, selain bahwa itu adalah manusia dan harus dimaklumi. Agamanya nggak perlu dibahas, kulitnya, nggak perlu didiskusikan, pekerjaannya apa lagi. Pokoknya, nggak ada sekat-sekat ketika kita berbicara tentang kemanusiaan. Itu ajaran Syaikhona Kholil yang diturunkan pada santri-santrinya, diturunkan lagi ke santri-santri cucunya, termasuk Gus Dur itu adalah santri cucunya," ucap Abdul Halim.
Ia menambahkan, bahwa KH Syaikhona Muhammad Kholil dikenal luas sebagai gurunya para kiai termasyhur di Indonesia. Begitu pula Gus Dur yang merupakan tokoh pluralisme. Sementara Marsinah adalah tokoh buruh pemberani.
"Dan Gus Dur kita juga tahu. Marsinah, beliau tahun 1993 memimpin demo untuk menaikkan upah buruh, tetapi kemudian mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi pada saat itu, masih orde baru, jadi semuanya ada di tentara, penanganannya bukan di kepolisian tetapi di Kodim, Koramil," kata Abdul Halim.
Marsinah, lanjutnya, saat itu adalah tokoh demonstran yang vokal memperjuangkan keadilan hak kaum buruh. Bahkan, ketika sejumlah demonstran ditangkap, ia maju melakukan advokasi.
"Ketika Marsinah mau melakukan advokasi terhadap buruh-buruh yang ditangkap karena demo kenaikan upah, dua hari dia datang ke suatu tempat tidak pulang, dan pulang dalam bentuk jenazah dalam kondisi yang sangat memprihatikan," ucapnya.
Pengurus dan anggota PKB Jatim pada kesempatan itu serentak membacakan tahlil dan shalawat kepada seluruh almarhum almarhumah yang telah meninggalkan jasa luar biasa. Maka, mereka dinilai benar-benar layak menerima gelar kehormatan tersebut.
Diketahui, Penetapan gelar Pahlawan Nasional ini berdasarkan Keppres No 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Presiden Prabowo Subianto memberikan gelar tersebut tepat pada momen Peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025). PKB Jatim mengajak suruh pihak bersyukur atas penganugerahan gelar kepada tokoh asal Jatim tersebut. Tidak peduli siapa yang mengajukan saat proses panjang tahapan penetapan gelar ke Kemensos.
"Harus kita syukuri dan kita banggakan atas gelar Pahlawan Nasional apalagi KH Syaikhona Kholil adalah kiainya para kiai seluruh Indonesia, begitu juga Marsinah. Monggo mau diklaim siapa yang mengajukan nggak penting bagi PKB karena ajaran Gus Dur yang penting adalah kemanusiaan dan beliau-beliau itu adalah tokoh-tokoh yang mengedepankan kemanusiaan dan harus kita hormati, kita hargai dan kita wujudkan rasa syukur kita," kata Abdul Halim Iskandar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PKB Jatim Ajak Teladani Nilai Kemanusiaan KH Syaikhona Kholil dan Gus Dur
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Deasy Mayasari |