TIMES SURABAYA, SURABAYA – Perkenalkan Ika Permatasari-Olsen, seorang perempuan asal Surabaya yang 'ketagihan' bersihkan sampah lautan sampai ke Norwegia. Ia membagikan pengalamannya hidup nomaden di atas kapal bersama suaminya.

Kisahnya mengarungi samudera dimulai sejak tahun 2018. Pada VOA, Ika yang sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan IT di Surabaya ini mengaku berat meninggalkan kehidupan 'normal' di daratan.

Namun suaminya yang berpengalaman berlayar itu mengajaknya untuk tinggal di atas yacht. Kapal itu berjenis Beneteau 57 itu mereka beri nama North Eagle.

Memiliki ukuran 17 x 5 meter, North Eagle cukup nyaman untuk ditinggali dengan fasilitasnya yang lengkap mulai dari kamar tidur, kamar mandi, dapur, sofa, tv, serta ruang cuci.

Pasangan ini mulai berlayar menjelajahi lautan Mediterania kemudian singgah dari satu ke negara lain. Mereka bersandar di  pulau-pulau eksotis di Eropa yang menawarkan pemandangan eksotis.

Sayangnya petualangan mereka terpaksa terjeda lantaran pandemi Covid-19. Beberapa negara memilih menutup perbatasan mereka. Ika dan suami yang berkebangsaan Norwegia akhirnya memutuskan untuk berlayar di kepulauan kecil Norwegia.

Saat singgah di salah satu pulau, pasangan ini berjumpa dengan organisasi nirlaba 'In the Same Boat' yang bergerak membersihkan sampah plastik dari pantai-pantai di Norwegia. Mereka tertarik, lantas bergabung menjadi aktivis lingkungan.

“Kita berlayar dari garis pantai ke garis pantai lain untuk bersihin sampah, karena di banyak area di Norwegia, apalagi di pulau-pulau terluar tidak ada transportasi darat yang bisa menjangkau, satu-satunya cara pakai kapal,” ungkap Ika.

Oyvind, suami Ika yang merupakan pensiunan pilot berpengalaman dengan pesawat jet militer dan komersial ini mengaku menikmati kegiatan bersih-bersihnya.

“Ini kegiatan yang sangat berarti, daripada tidak ngapa-ngapain,” katanya.

Perempuan asal Surabaya dan suaminya itu sudah memiliki rencana untuk berlayar dari Greenland menuju Kanada lalu ke AS, Selandia Baru dan berakhir Indonesia. Namun bersih-bersih sampah di kepulauan Norwegia ini menjadi pilihan yang menarik sembari menunggu situasi dunia membaik. (*)