https://surabaya.times.co.id/
Gaya Hidup

Tas Estetik dari Limbah Sampah Plastik

Minggu, 14 Desember 2025 - 12:12
Unik! Tas Estetik Karya Mahasiswa Unesa Ini Terbuat dari Limbah Sampah Plastik Tas hasil karya mahasiswa Unesa dari bahan limbah plastik. (Foto: Humas Unesa)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Indonesia menjadi salah satu negara yang banyak menghasilkan sampah plastik, yang tentunya sangat mengancam lingkungan. Untuk itulah, dibutuhkan gerakan kreatif anak-anak muda untuk mengatasinya.

Seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dengan mengubah limbah plastik sekali pakai, menjadi tas estetik dan fungsional. 

Inovasi bertajuk Revoplast itu hadir dari keresahan Fajar Yulianto dan tim terhadap tumpukan limbah plastik yang kian menggunung di berbagai tempat, terutama kantong kresek yang sulit terurai dan hanya dipakai sekali lalu menjadi limbah.

“Dari situ saya dan teman-teman mulai berpikir bagaimana mengubah limbah yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bermanfaat dan punya nilai ekonomi,” ujar mahasiswa Ekonomi 2023 ini, Minggu (14/12/2025).

Dari kegelisahan itu, Revoplast dikembangkan dengan pendekatan upcycling, mengolah sampah plastik menjadi material baru yang lebih kuat dan bernilai. Kresek dan trashbag dikumpulkan, dibersihkan, lalu dipilah sesuai warna.

Bahan-bahan tersebut kemudian melalui proses pengepresan hingga berubah menjadi lembaran tebal dengan motif unik yang merupakan hasil alami dari kombinasi warna plastik.

tas-Limbah-Sampah-Plastik-2.jpgProses pemilahan limbah plastik sebelum diolah menjadi tas yang bernilai ekonomi. (Foto: Humas Unesa)

Lembaran-lembaran itulah yang kemudian diolah menjadi tote bag, handbag, hingga slingbag. Tidak ada dua tas yang benar-benar sama, setiap motif muncul secara organik dan menjadi nilai artistik tersendiri.

“Kami ingin menunjukkan kalau sampah yang dianggap tidak berguna itu sebenarnya bisa disulap jadi produk yang keren dan punya nilai jual,” terang Fajar.

Proses produksinya tidak singkat. Selain pemilahan dan pengepresan bertahap, tim juga perlu melakukan penguatan menggunakan kain keras, memasang furing, dan menambahkan aksesori pendukung.

Tantangan teknis kerap muncul, mulai dari suhu mesin press yang tidak stabil sampai lembaran plastik yang tidak seragam ketebalannya.

“Kadang ada bagian yang malah bolong atau motifnya nggak bisa maksimal. Itu bikin kami harus menyesuaikan desain dengan bahan yang ada,” tutur Fajar.

Kendati demikian, proses pengolahannya terus dikembangkan kualitasnya, sehingga tantangan seperti suhu mesin dan ketebalan plastik bisa diatasi.

Lebih lanjut, menurut Fajar, Revoplast hadir dengan berbagai keunggulan. Selain tahan air dan memiliki karakter visual yang khas, produk ini juga dipasarkan dengan harga terjangkau tanpa mengurangi kualitas.

Lebih dari itu, Revoplast membawa misi keberlanjutan yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 12 (Responsible Consumption and Production) dan poin 13 (Climate Action).

“Kami menggunakan 100 persen plastik pascakonsumsi. Setiap produk membantu mengurangi beban TPA sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang,” ungkapnya.

Ke depan, Revoplast menargetkan diversifikasi produk ke berbagai lini seperti pouch, tas laptop, dan aksesori fashion lainnya. Fajar dan tim juga merencanakan kolaborasi dengan desainer lokal, brand ramah lingkungan, serta toko wisata untuk memperluas pasar. Di sisi produksi, mereka tengah menyiapkan peningkatan peralatan agar proses lebih efisien dan memperkuat pemasaran melalui e-commerce serta sistem reseller.

Tidak berhenti di situ, tim juga merancang skema closed-loop melalui program take-back product, sehingga tas Revoplast yang sudah tidak terpakai bisa didaur ulang kembali. “Kami ingin membangun siklus produk yang berkelanjutan,” imbuh Fajar.

Ia berharap, Revoplast tidak hanya menjadi produk layak jual, tetapi tumbuh menjadi gerakan sosial-lingkungan yang berpengaruh lebih luas.

“Kami terus mengembangkan Revoplast, bukan hanya untuk menghasilkan produk fashion, tetapi untuk membangun gerakan keberlanjutan yang memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” pungkas Fajar.

Untuk diketahui, anggota tim lainnya terdiri dari Fitri Indah Wayuni, Marietha Jeanniary Mahayu Syalsabilla, Cindy Audya Ananta, Tika Ayu Septiyani, Farhan Nafis Al Farisi, dan Muhammad Abdurrosyid dari Prodi S1 Ekonomi angkatan 2023, serta Shafwan Aprisa Putra, Muhammad Hamzah Nashirudin, dan Rais Akmal Daniswara dari Prodi S1 Manajemen angkatan 2023. (*) 

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.