TIMES SURABAYA, SURABAYA – Sebuah pencapaian luar biasa diraih Pengusaha Muda Kota Surabaya, Hendro Puspito pada penghujung tahun 2024. Ia resmi menyandang gelar Doktor PSDM setelah berhasil menyelesaikan studi di Program Doktor Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) dengan predikat cumlaude.
Istimewanya, prosesi wisuda ini berlangsung bersamaan dengan dua tokoh publik lainnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Kepada TIMES Indonesia, Bos PT Sinergi Inti Meneral (SIM) Dr. Hendro Puspito S.E., M.PSDM., ini menceritakan perjalanan hidupnya yang inspiratif. Ia mengungkapkan bahwa mimpi menyelesaikan pendidikan hingga jenjang tertinggi tidak pernah terbayangkan semasa kecil.
Hendro kecil lahir di sebuah desa di Kabupaten Trenggalek dari keluarga sederhana. Hendro bahkan tidak pernah tahu di mana Universitas Airlangga itu berada.
“Alhamdulillah, Ya Allah, atas semua anugerah-Mu. Menutup tahun 2024 ini penuh keberkahan atas pencapaian kinerja dan akademik. Tidak pernah terbayang dalam benak saya, anak desa dari Trenggalek, bisa kuliah hingga S3 di Universitas Airlangga. Ini semua kuasa Allah,” ungkap Hendro penuh syukur, Selasa (24/12/2024)
Perjalanan Hidup dan Pendidikan
Hendro menceritakan bagaimana ia menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan optimisme.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Hendro telah belajar hidup mandiri dan enggan bergantung kepada orang tuanya. Di samping membantu ayahnya berwirausaha di rumah, ia juga sering membantu ibunya berjualan untuk mendapatkan uang jajan sendiri.
"Saya merupakan anak bungsu dari dua bersaudara yang diajarkan prinsip perjuangan hidup dan diberikan kasih sayang oleh orang tua saya. Hingga pernah dulu kami sekeluarga susah sekali untuk makan makanan enak. Sehingga saat itu saya bersumpah dan memotivasi diri saya untuk selalu berjuang keras dalam bekerja dan berusaha demi membahagiakan keluarga terutama untuk membanggakan kedua orang tua saya,” ceritanya.
Semasa kuliah di Bandung pun sama, Hendro berusaha mencukupi segala kebutuhannya dengan bekerja sebagai medical representative (staf marketing obat) untuk di jual ke rumah sakit-rumah sakit ataupun dokter.
"Pekerjaan itu sempat membuat saya dipandang sebelah mata, namun hal tersebut tidak membuat patah semangat. Saya tetap menekuninya hingga akhirnya mencapai target dan diangkat menjadi supervisor," jelasnya.
Mulai dari situlah karir pria kelahiran Trenggalek, 17 Mei 1986 itu merangkak naik.
Dr. Hendro Puspito S.E., M.PSDM. foto bersama Istri dan Kedua Putra Putrinya usai wisuda gelar Doktor PSDM Program Doktor Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (Foto: Dok Hendro Puspito)
“Saya memiliki 3 prinsip dalam hidup yang saya pegang sampai detik ini, antara lain prinsip jujur, konsisten, dan berjiwa seorang fighter sejati,” ungkapnya.
Setelah menamatkan pendidikan Strata Satu (S1) di Bandung sambil bekerja, ia melanjutkan perjalanan karier di Surabaya. Di kota inilah ia bertemu sang istri Ny dr Atifa Ratna Inti Primabudi, yang saat itu bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit umum daerah.
“Awal pernikahan kami penuh perjuangan. Kami ngontrak rumah, saat itu istri saya belum menjadi PNS, dan saya masih karyawan swasta. Namun, kami terus berkomitmen untuk meningkatkan skill dan pengetahuan. Alhamdulillah, perlahan Allah memberikan jalan, dari rezeki untuk membeli rumah hingga pendidikan yang terus kami tingkatkan,” kenangnya.
"Perjuangan untuk mencapai kesuksesan perlu waktu yang panjang. Saya mencapai titik dimana saat ini merupakan buah hasil kerja keras yang tidak akan mengkhianati doa dari keluarga besar kami, niat, dan tekad hingga proses perjuangan yang saya jalani di titik pencapaian ini,” ungkap pria yang hobi Harley-Davidson tersebut.
Terus meningkatkan pendidikan, Hendro memutuskan mengambil S2 dan menyelesaikan pendidikan S2 di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM).
Tak puas di situ, Hendro memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang S3. Sambil menjalani peran sebagai ayah dari dua anak, ia tetap fokus menyelesaikan studinya. Pada saat yang sama, sang istri juga berhasil menyelesaikan pendidikan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Universitas Airlangga.
"Alhamdulillah cita-cita saya dan Istri untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya terwujud," syukurnya.
Hendro menekankan akan pentingnya pendidikan dalam kemajuan sebuah bangsa. Ia berpesan bahwa pendidikan tidak hanya tentang gelar, tetapi juga tentang membangun karakter, inovasi, dan daya juang.
“Jangan terjebak rutinitas. Waktu terus berjalan tanpa bisa diulang. Torehkan prestasi untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara. Dunia berubah dinamis, dan kita harus memiliki dynamic capability serta agility untuk memenangkan kompetisi global,” pesannya.
Hendro tak menyangka jika Wisuda S3 Pascasarjana Unair bersama dua tokoh yang menginspirasinya yakni Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono dan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.
"Wisuda bersama AHY dan Eri Cahyadi menjadi momen bersejarah yang akan selalu saya kenang. Anugerah terindah sebagai penutup tahun yang penuh keberkahan dan pencapaian luar biasa," ujarnya bangga.
Hendro juga menyampaikan terima kasih kepada istri tercinta, anak-anak, orang tua, mertua, serta seluruh pihak yang telah mendukung perjalanannya.
“Terima kasih kepada Allah SWT, istri saya, anak-anak, kedua orang tua, mertua, para guru, ulama, habaib, dan civitas akademik Unair. Semua ini tidak lepas dari doa dan dukungan mereka,” ungkapnya penuh hari.
"Semoga pencapaian ini, cerita dari anak
desa kecil di Trenggalek bisa memotivasi teman-teman sekalian. Bahwa semangat dan kerja keras dapat mengubah mimpi menjadi kenyataan," kata Hendro. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hendro Puspito Wisuda Doktor Unair Surabaya Bersama AHY dan Eri Cahyadi
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Deasy Mayasari |