TIMES SURABAYA, SURABAYA – Inovasi dibidang pendidikan tak ada habisnya, tak terkecuali bagi penyandang disabilitas. Kali ini, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengembangkan platform yang memudahkan angkatan kerja disabilitas mengakses dan menjangkau pekerjaan di dunia usaha dan industri.
Platform yang semula dikembangkan berbasis website itu diberi nama Jobdis (Job for Disability), karya dari tim dosen Unesa Budiyanto, Ima Kurrotun Ainin, Shelly Andari, dan Tim IT PIU Disability Innovation Center Unesa.
“Platform tersebut sekarang sudah dikembangkan dalam bentuk aplikasi berbasis Android dan sudah tersedia di Play Store,” ungkap Budiyanto, guru besar disabilitas Unesa sekaligus salah satu penanggung jawab pengembangan Jobdis, Selasa (5/8/2025).
Jobdis, lanjutnya, menjembatani angkatan kerja disabilitas atau anak berkebutuhan khusus untuk mencari pekerjaan dengan perusahaan atau industri yang membutuhkan sumber daya khusus dari anak-anak berkebutuhan khusus.
“Jaminan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas sudah diatur dalam UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang mewajibkan setiap perusahaan atau industri, pemerintah maupun swasta melibatkan minimal 1 sampai 2 persen penyandang disabilitas sebagai pegawai,” bebernya.
Untuk itulah, platform tersebut bisa memudahkan angkatan kerja disabilitas untuk mengakses lapangan pekerjaan di perusahaan yang sesuai. Selain itu juga memudahkan perusahaan atau industri untuk mendapatkan sumber daya penyandang disabilitas sesuai kebutuhan.
Shelly Andari, dosen penanggung jawab pengembangan aplikasi tersebut menambahkan, selain memudahkan dalam mencari dan melamar pekerjaan, Jobdis juga menyediakan konseling karir yang bisa digunakan penyandang disabilitas.
Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga menyediakan layanan pemetaan karir yang memudahkan penyandang disabilitas mengetahui potensi dan kepribadian yang lebih cocok dengan pekerjaan tertentu.
“Jadi ada semacam tes sederhana untuk mengetahui potensi, termasuk minat dan kepribadian mereka, sehingga mereka bisa melamar di posisi atau pekerjaan yang lebih sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka,” paparnya.
Ia menambahkan, aplikasi tersebut sudah diuji coba kepada sekelompok penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang, termasuk tunanetra, tunarungu, dan pengguna kursi roda.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa mayoritas pengguna merasa lebih mudah mengakses informasi kerja melalui aplikasi tersebut. Terlebih dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan secara fleksibel melalui perangkat seluler.
“Kendati demikian, masih ada beberapa masukan sebagai bahan pengembangan ke depan seperti perlunya mengintegrasikan aplikasi dengan fitur pembaca layar (screen reader) yang lebih responsif,” tambah Shelly.
Lebih lanjut, Jobdis merupakan salah satu bentuk komitmen Unesa dalam mendukung terwujudnya ekosistem layanan ketenagakerjaan yang inklusif, melalui sinergi antara teknologi, dunia kerja, dan komunitas penyandang disabilitas di era transformasi digital. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Aplikasi Jobdis: Inovasi Unesa Jembatani Penyandang Disabilitas dengan Dunia Kerja
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |