https://surabaya.times.co.id/
Wisata

Dapur Fizzul Hadirkan Kuliner Khas Maluku Pertama di Surabaya

Jumat, 31 Januari 2025 - 07:07
Dapur Fizzul Hadirkan Kuliner Khas Maluku Pertama di Surabaya Aneka hidangan khas Maluku di Dapur Fizzul Surabaya, Kamis (30/1/2025)(Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYAMakanan khas Maluku dan pesisir barat Papua, kini hadir di Dapur Fizzul Surabaya. Rumah makan terletak di Jalan Karangmenjangan nomor 15 Surabaya tersebut, menyajikan ragam kuliner khas dari kawasan timur Indonesia.

Semua bahan masakan didatangkan langsung dari Maluku. Termasuk ikan berkualitas dari Banda Neira, Kepulauan Banda.

Berbagai menu disajikan. Cocok bagi penikmat kuliner, terutama khas Maluku. Papeda disajikan langsung dari wadah khas, yakni sempe atau mangkuk tradisional Maluku yang diusung pendirinya, Izzul Latuconsina. Sempe didatangkan langsung dari Ambon.

Di dalam sempe yang beraneka ukuran mulai kecil, sedang, dan besar itulah, Izzul menawarkan serunya makan papeda. Makanan khas Maluku yang jadi santapan sehari-hari.

Bahan utama papeda adalah sagu. Yakni tepung yang diolah dari teras batang rumbia atau pohon sagu. Diolah seperti bubur yang kenyal. 

Aneka-hidangan-khas-Maluku-di-Dapur-Fizzul-Surabaya-b.jpgCara makan papeda di Dapur Fizzul Surabaya tidak menggunakan sendok, tetapi menggunakan kedua bilah gata-gata, Kamis (30/1/2025). (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

“Di bagian atasnya terletak dua bilah gata-gata. Semacam sumpit kayu yang khusus dipakai untuk mengambil papeda. Umumnya, bentuk gata-gata mirip garpu tala. Karena ujung sumpitnya bercabang. Bukan dua batang terpisah seperti lazimnya sumpit untuk makanan Jepang, Tiongkok atau Korea,” tutur Izzul, Kamis (30/1/2025).

Papeda memang merupakan kuliner yang tak pernah ketinggalan di Dapur Fizzul. Cara makan papeda tidak menggunakan sendok, tetapi menggunakan kedua bilah gata-gata tersebut.

Menarik papeda ke atas, kemudian menggulung. Lalu mencubit-cubit papeda itu, serta memotongnya menjadi beberapa bagian. Setelah terpotong, papeda dicelupkan kuah kuning, dengan menyertakan sedikit potongan daging ikan. Makan Papeda tak perlu dikunyah, bisa langsung ditelan. 

“Dalam tradisi masyarakat Indonesia Timur, papeda memang seharusnya langsung ditelan. Tanpa dikunyah. Bisa pula dengan cara piring disejajarkan dengan mulut. Supaya penikmat dapat menghirup papeda beserta kuahnya dengan mudah,” ungkapnya.  

Menyantap papeda dengan kuah ikan kuning, lebih lengkap dengan makanan penyertanya. Seperti kelapa sisi, oseng-oseng bunga pepaya, singkong rebus dan sambal. Kelapa sisi adalah potongan-potongan daging kelapa yang cukup nikmat jika dicocol kuah kuning.

Setelah menyantap papeda dengan ikan kuah kuning kenari, paling nikmat minumnya teh pala. Teh khas Maluku dari bahan buah pala yang terkenal sebagai rempah-rempah asal Maluku. Pada masa lalu, orang Eropa pun memperebutkan buah tersebut.

Rupanya, pala bisa dibuat campuran teh. Rasanya tentu berbeda dengan teh biasa. Ada rasa rempah yang halus. Tak terlalu kuat, juga tak lemah. 

Menu lainnya, terdapat ikan bakar momar colo-colo. Ikan bakar kakap atau kerapu Ambon.  Ikan goreng bubara atau tuna yang di atasnya diberi sambal colo-colo. Semua ikan di Dapur Fizzul diambil dari perairan Banda. Yakni perairan laut dalam di Kawasan Maluku. 

"Semua ikan didatangkan dari sana. Karena kualitas ikan dari perairan Banda itu bagus. Teksturnya lembut dan rasanya lebih enak," ujar Izzul.

Aneka-hidangan-khas-Maluku-di-Dapur-Fizzul-Surabaya-c.jpgPengunjung menikmati hidangan khas Maluku di Dapur Fizzul Surabaya, Kamis (30/1/2025). (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

Begitu pula dengan berbagai macam rempah-rempah bahan masakan di situ. Semua diambil dari Maluku. Untuk resepnya, ditangani oleh Nadra Latuconsina, ibunda Izzul. 

"Kapan pun mau makan di sini, dijamin, rasanya tidak akan berubah. Karena untuk resep, kami sudah punya takaran. Semua bumbu kami simpan dalam wadah sesuai takarannya," ujar Nadra.

Itu yang membedakan Dapur Fizzul dengan rumah makan khas Maluku yang lain. Rumah makan lain cenderung memasak untuk hari itu dan disajikan saat itu. Sedangkan Dapur Fizzul telah memiliki takaran bumbu tersendiri yang disimpan dalam wadah-wadah.

Jadi kapan kalian mencoba makanan khas Maluku? (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.