TIMES SURABAYA, MALANG – "Lho kok ada Hawai si sini. Wah bagus, tapi nexttime lah saya test tsunaminya itu," kata salah seorang staf Kedutaan Republik Fiji untuk Indonesia, Leone Beunivuna saat mengunjungi Museum Ganesya di kompleks Hawai Waterpark, Kamis (5/9/2019) siang.
Sedianya ada 2 orang Duta Besar yang akan mengunjungi destinasi wisata Hawai Waterpark, yakni Duta Besar Denmark dan Duta Besar Fiji. Namun karena suatu hal, Dubes Denmark kembali ke Jakarta lebih awal, dan Leone mewakili Kedutaan Fiji tetap menjadwalkan kunjungannya ke Museum Ganesya di Hawai Waterpark.
Leone Beunivuna datang bersama Mirah Ayu dari Smesco. Smesco adalah Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang berfungsi sebagai galeri atau ruang pamer untuk produk-produk UKM dari seluruh Indonesia.
Kedatangannya disambut sendiri oleh Dirut Hawai Grup yang mengelola 4 destinasi (Hawai Waterpark, Museum. Ganesya, Malang Night Paradise dan Malang Smart Arena), Bambang Yudho Utomo, Manajer Operasipnal Museum Ganesya, Satya Budi, Kurator Museum Ganesya, Chyntia Handi dan PR Museum Ganesya, Tri Djunianto Prabowo.
Leone Beunivuna begitu mengagumi artefak-artefak dan peninggalan keris zaman Majapahit saat memasuki museum yang terdiri sari dua lantai itu. Selama lebih dari dua jam ia berkeliling dari satu etalase ke etalase lainnya di dalam Museum Ganesya sembari memandangi benda-benda kuno itu.
Leone adalah pengagum seni dan kebudayaan Indonesia. Tahun 2012 ia mengaku sudah pernah mengikuti tampilan tari topeng di Bandung. "Karena itu saya suka sekali dengan tari tradisional karena energik dan sarat dengan inspirasi," katanya sambil berkeliling.
Apalagi, kata dia, konsep yang diusung Museum Ganesya ini lebih menyentuh untuk generasi milenial. "Jadi, ini sangat cocok disajikan bagi generasi sekarang. Sangat bagus," ujarnya lagi.
Karena kekagumannya terhadap seni tradisional khususnya Jawa Majapahit, Leone pun sempat mencoa bermain gamelan selama kurang lebih 30 menit.
Dipandu Public Relationnya Museum Ganesya, Tri Djunianto Prabowo, dengan asyik Leone memainkan peking. Dua tembang brandingnya Museum Ganesya dibawakan siang itu, yakni Gangsaran dan Monggang.
Tentang gamelanpun, Leone mengaguminya. "Bagi saya gemalen adalah musik tradisional yang menggugah ekspresi, memberi keselarasan hidup. Terkesan tidak mboseni, walau sederhana tapi luar biasa," tegasnya.
Tentang keberadaan Hawai Waterpark, Leone Beunivuna sempat kaget dengan nama wisata Hawai. Apalagi juga dipromosikan kepadanya tentang wahana tsunami setinggi 3,5 meter itu. "Hawai tidak jauh dari negara saya, jaraknya antara Malang sampai Jember. Nextime-lah saya akan menxoba tsunaminya," kata staf Kedubes Fiji untuk Indonesia usai mengunjungi Museum Ganesya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Staf Kedubes Fiji Kunjungi Musem Ganesya : Lho Kok Ada Hawai Disini...
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |