TIMES SURABAYA, SURABAYA – Di jantung Kota Surabaya, Museum Surabaya berdiri megah di Gedung Siola, Kompleks Mal Pelayanan Publik (MPP). Museum ini bukan sekadar tempat penyimpanan artefak, tetapi juga sebuah jendela yang membawa pengunjung kepada perjalanan sejarah yang kaya akan wawasan sejarah.
Didirikan pada masa kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini pada tahun 2015. Museum Surabaya kemudian mengalami renovasi besar yang diresmikan kembali oleh Wali Kota Eri Cahyadi pada 6 Agustus 2024 lalu.
Renovasi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih interaktif dan menarik bagi pengunjung. Yanuar (32), pemandu dan edukator di museum, mengungkapkan, bahwa visi mereka adalah menjadikan Surabaya sebagai destinasi wisata sejarah yang utama.
"Koleksi museum ini sebagian besar merupakan sumbangan dari aset-aset pemerintah, yang mencakup arsip, furnitur kuno, dan foto-foto bersejarah," ungkap Yanuar, Kamis (3/10/2024).
Museum Surabaya kini menawarkan koleksi yang lebih terorganisir dan interaktif, memberikan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung.
Beberapa koleksi utama yang dapat ditemukan di museum ini dilengkapi dengan elemen multimedia. Setiap item memiliki cerita tersendiri, yang bertujuan memperkaya pemahaman pengunjung tentang perjalanan panjang Surabaya.
Setelah renovasi, koleksinya diatur berdasarkan timeline, dimulai dari zaman prasejarah hingga era modern.
Pengunjung dapat melihat artefak dari zaman prasejarah, termasuk alat-alat batu dan fosil, yang menggambarkan kehidupan nenek moyang kita.
Di bagian masa kerajaan, replika benda-benda bersejarah dari kerajaan-kerajaan besar di Indonesia, seperti Majapahit dan Singasari, memperlihatkan kekayaan budaya yang dimiliki.
Museum Surabaya juga berkomitmen untuk edukasi, dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti tur terpandu.
Di setiap bagian, pengunjung dapat menemukan proyektor yang menampilkan video, foto, dan presentasi yang mendalam tentang tema yang diangkat, menjadikan pengalaman belajar lebih menarik.
Pengunjung dapat berinteraksi juga dengan panel-panel yang memberikan informasi lebih mendalam, serta diorama yang memberikan visualisasi yang jelas tentang setiap era.
Kegiatan ini tidak hanya mendidik tetapi juga mengajak masyarakat, terutama anak-anak, untuk lebih mengenal warisan budaya mereka.
Dengan pendekatan yang menyenangkan, museum berharap dapat membangkitkan rasa cinta terhadap sejarah di kalangan generasi muda.
"Saya mengunjungi tempat ini untuk pertama kalinya dan sangat terkesan. Museum ini tidak hanya menarik, tetapi juga memberi saya pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah Surabaya. Saya merasa lebih terhubung dengan budaya dan perjuangan masyarakat setempat," ucap Ibu Tutik asal Nganjuk selaku pengunjung.
Clara selaku mahasiswa rantau juga memberikan tanggapan.
"Saya suka museum di sini karena juga kasih nuansa baru dan menunjukkan bahwa sejarah dan seni bisa saling melengkapi. Saya selalu berusaha untuk mengunjungi setiap pameran baru yang ada," ucapnya terkesan.
Dengan atmosfer yang ramah dan fasilitas yang mendukung, Museum Surabaya telah berhasil menarik perhatian banyak pengunjung. Ini bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga ruang untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman.
Museum Surabaya berkomitmen untuk menjadi lembaga yang tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga mengedukasi dan menginspirasi generasi masa kini dan mendatang. Kunjungan ke museum ini menjadi kesempatan untuk menghargai perjalanan panjang kota pahlawan dan memahami peran pentingnya dalam sejarah Indonesia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Museum Surabaya, Visualisasi Histori Peradaban yang Memikat dan Edukatif
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |