TIMES SURABAYA, SURABAYA – Masih terbayang riuh tangisan anak-anak di Desa Hote, Maluku, pada Januari 2023. Mereka mengantar kepergian seorang prajurit yang bukan hanya tentara, tetapi juga guru, sahabat, dan inspirasi. Sersan Mayor Mohammad Riadi, Babinsa (Bintara Pembina Desa).
Serma Riadi yang dikenal karena pengabdiannya, meninggalkan kenangan tak terlupakan—sebuah perpustakaan sederhana yang dinamainya Taman Baca Dunia Akhirat. Kini, perpustakaan itu menjadi simbol harapan bagi anak-anak pelosok.
Awal Perjalanan: Dari Rumah Menjadi Sekolah
Ini bermula pada tahun 2020. Di tengah pandemi, Serma Riadi prihatin melihat anak-anak Desa Hote kesulitan belajar karena minimnya fasilitas. Dengan hati besar, ia membuka rumahnya sebagai tempat belajar. Setiap hari, anak-anak belajar membaca, menulis, hingga mengaji di ruang kecil itu.
“Saat ini jumlah siswa sudah mencapai 80 orang,” ujar Serma Riadi kepada TIMES Indonesia, awal Desember 2024.
Semangat belajar yang begitu tinggi membuatnya termotivasi untuk membangun perpustakaan khusus. Dengan dana seadanya dari gajinya, ia mendirikan bangunan berukuran 7x9 meter di samping rumahnya.
Namun, perjuangan itu tak mudah. Saat pembangunan terhenti karena keterbatasan biaya.
Tuhan ternyata memberi cara lain melalui Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A. Farid yang saat ini menjabat sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam Lemhannas, memberikan bantuan. Berkat dukungan ini perpustakaan selesai dan siap digunakan. “Berkat Bapak Jenderal, anak-anak di sini kini punya tempat belajar yang layak,” ucap Serma Riadi penuh haru.
Viralnya Tangisan Perpisahan
Pada Januari 2023, video perpisahan Serma Riadi dengan anak-anak Desa Hote menjadi viral. Puluhan anak menangis memohon agar ‘Om Tentara’ tidak pergi. Ia harus meninggalkan desa untuk merawat orang tuanya yang sakit di Madura.
Namun takdir berkata lain. Sesampainya di Madura, orang tua Serma Riadi meninggal dunia. Hati kecilnya terpanggil kembali ke Desa Hote. Dengan izin Pangdam V Brawijaya yang kala itu dijabat Farid Makruf, Serma Riadi kembali pada Mei 2023. “Saya tidak memberi tahu siapa pun. Saat mereka melihat saya, mereka menangis bahagia,” kenangnya.
Menghidupkan Harapan Melalui Pendidikan
Kini, Taman Baca Dunia Akhirat bukan sekadar perpustakaan. Tempat ini menjadi pusat belajar, mushala, dan taman pendidikan Al-Qur'an bagi anak-anak desa. Bersama istrinya, Fitriah, yang juga seorang guru, Serma Riadi terus mengajar dengan hati.
Hal ini turut dirasakan oleh salah satu peserta didik Serma Riadi, Mariska Putri. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan bantuan Mayjen TNI Farid Makruf. "Saya berterima kasih kepada Pak Jenderal atas bantuan untuk penyelesaian pembangunan perpustakaan ini," ungkapnya.
Selain memberi bantuan penyelesaian pembangunan perpustakaan, Mayjen TNI Farid Makruf juga membantu dan mendukung dirinya untuk menyelesaikan sekolah secapa.
"Alhamdulillah, saya baru lulus perwira dan mendapatkan piagam penghargaan dari Kasad. Semua ini berkat bantuan dan dukungan Mayjen TNI Farid Makruf yang membantu saya untuk melanjutkan sekolah," tambahnya dengan bangga.
Pesan Sang Jenderal: Inspirasi Pengabdian
Bagi Serma Riadi, sosok Mayjen TNI Farid Makruf adalah panutan. "Beliau adalah seorang pemimpin sejati, selalu membantu anggota dalam kegiatan positif. Jika ada kendala, beliau pasti memberikan dukungan agar kita bisa berbuat lebih untuk bangsa dan negara," ungkapnya.
Pesan sang Jenderal kepada Serma Riadi juga menjadi pedoman hidupnya: "Jadilah bapak, guru, teman, pemimpin buat anak-anak di sana karena mereka generasi penerus bangsa."
Bagi anak-anak Desa Hote, Serma Riadi bukan hanya tentara. Ia adalah guru, ayah, dan pembawa harapan. Dengan perpustakaan dan taman pendidikan yang ia bangun, Serma Riadi berharap generasi muda Desa Hote memiliki masa depan yang lebih cerah.
“Anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa. Saya ingin mereka tumbuh menjadi orang-orang yang berguna, untuk diri mereka sendiri dan Indonesia,” tutupnya.
Kisah ini mengajarkan bahwa pengabdian tak mengenal batas. Dari pelosok negeri, seorang prajurit dengan hati besar telah membuktikan bahwa perubahan dimulai dari ketulusan, meski dengan langkah-langkah kecil. (*)
Pewarta | : Syarifah Latowa |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |