TIMES SURABAYA, SURABAYA – Seperti musim semi di Jepang, Surabaya saat memasuki bulan September 2025, akan memancarkan semburat warna warninya. Bunga tabebuya yang ditanam sepanjang jalan protokol mulai berbunga dan serentak bermekaran. Melukiskan panorama sejuk yang memanjakan mata.
Pemandangan ini seolah menyulap Surabaya seperti di Negeri Sakura. Kala musim semi tiba, semburat merah muda bunga sakura menutupi jalan dan taman. Namun bedanya, Tabebuya Surabaya tidak hanya menawarkan satu palet warna saja. Terdapat warna putih, merah muda, kuning, merah, dan juga violet.
Fenomena musiman ini pun, menarik perhatian sejumlah pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Mereka berhenti sejenak, memotret keindahan yang hanya bertahan selama 2 minggu. Menjadikan mekarnya tabebuya adalah hal singkat yang harus segera diabadikan.
Dilansir dari web resmi Kominfo Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya, sebanyak 16.263 pohon tabebuya ditanam di berbagai ruas jalan protokol dengan 5 varietas, yang menghasilkan warna bunga berbeda.
Tabebuya merah muda dan putih berjumlah 11.392 pohon, tabebuya kuning 4.609 pohon, tabebuya merah 162 pohon, serta tabebuya ungu berjumlah 100 pohon. Penanaman ini telah dimulai sejak 15 tahun lalu, tepatnya pada 2010 di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini.
Ribuan Pohon Tabebuya yang ditanam tersebut, lokasinya berada di jalan-jalan protokol Kota Pahlawan. Di antaranya, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ir Soekarno, Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Manyar, Jalan Kertajaya, Jalan Sulawesi, Jalan Ngagel, Jalan Diponegoro, hingga Jalan Gentengkali.
Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), pemkot rutin melakukan perawatan pohon yang berasal dari Amerika Selatan/Latin tersebut. Perawatan rutin yang dilakukan berupa penyiraman dan pemupukan. Selain itu, Pemkot Surabaya berencana memperluas penanaman agar semakin banyak warga dapat menikmati keindahan tabebuya mekar setiap tahunnya.
Tidak Hanya Sebagai Estetika, Tabebuya Juga Punya Makna Untuk Surabaya
Pada awalnya, inisiasi penanaman tabebuya adalah untuk memperindah kota, meningkatkan kadar oksigen, dan memberikan suasana mirip 'Negeri Sakura'.
Lambat laun, sakura tropis ini pun menjadi ikon kota Surabaya ketika akan memasuki musim hujan. Tabebuya memberikan makna tersendiri bagi Surabaya. Waktu berbunga yang pendek pun seperti pengingat bahwa keberadaan tabebuya seakan menjadi penyegar di hiruk pikuk kota yang terus berjalan.
Mengingatkan untuk terus menghargai setiap momen indah meskipun singkat, dan meyakinkan akan datangnya kehidupan baru (musim hujan) setelah masa sulit (musim kemarau). (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tabebuya bermekaran, Lanskap Kota Pahlawan Bak Negeri Sakura
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |