TIMES SURABAYA, SURABAYA – Layanan rumah sakit pemerintah selama ini sangat terbatas, bahkan untuk tindakan operasi menunggu daftar antrian panjang. Terutama, pasien yang membutuhkan operasi, seperti operasi jantung maupun bypass.
RS Kemenkes Surabaya yang beroperasi sejak September 2025, mempunyai fasilitas Radioterapi. Rumah sakit tersebut menyediakan terapi radiasi eksterna lengkap mulai dariteknik konvensional hingga teknik stereotaktik presisi tinggi.
Dukungan peralatan tercanggih seperti sistem CT Simulator 4 Dimensi dan Active Breathing Coordinator (ABC) system untuk menunjang ketepatan radiasi.
Selain itu, layanan radiasi interna (brakhiterapi) yang telah memperoleh persetujuan operasional dari BAPETEN menjadi kekuatan tambahan dalam memastikan pelayanan kanker berjalan aman, efisien, dan sesuai standar regulasi nasional.
Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L Siahaan, SH., MARS., MH.Kes, menyampaikan, pencapaian layanan PET Scan pertama di Jawa Timur dan keberhasilan bedah jantung minimal invasif merupakan hasil sinergi kuat antara Kementerian Kesehatan, tenaga kesehatan, dan seluruh unsur rumah sakit, yang menurutnya,
Operasi jantung pertama kali dilakukan tim dokter RS Kemenkes Surabaya berhasil melakukan tindakan bedah jantung Minimal Invasif Bypass Koroner (MICS-CABG) dan Perbaikan Katup Mitral (MV-repair) perdana, tanpa melakukan pembedahan.
“Prosedur ini merupakan terobosan penting yang memungkinkan operasi dilakukan melalui sayatan kecil dengan pemulihan lebih cepat dan risiko komplikasi yang lebih rendah,” ungkapnya, Kamis (20/11/2025).
Pada pasien penyakit jantung koroner saat ini kita dapat melakukan operasi MICS offpump cabg tanpa membelah tulang dada hanya melalui sela iga, sehingga penyembuhan luka pasien lebih baik. Nyeri pascaoperasi juga lebih baik daripada sternotomy yang memotong tulang dada.
Setelah berhasil melakukan operasi perdana, selanjutnya operasi pasien kedua dilakukan. Kali ini berbeda dengan pasien pertama, kali ini operasi mitral valve repair atau perbaikan katup jantung.
“Kita lakukan melalui sternotomy, perbaikan katup masih meninggalkan jaringan pasien sendiri, tidak menggunakan katup buatan sehingga pasien cukup mengonsumsi pengencer darah selama 3 bulan tidak perlu seumur hidup dibandingkan katup mekanik,” tutur Dokter Martha.
Kedua operasi di atas dilaksanakan dengan dasar agar kualitas hidup pasien lebih baik. Dengan hadirnya layanan berteknologi tinggi seperti PET Scan, Radioterapi, dan bedah jantung Minimal Invasif (MICS).
“Langkah ini sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan untuk menghadirkan layanan unggulan berkelas dunia di seluruh rumah sakit vertikal, serta memastikan masyarakat Indonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan paripurna tanpa harus ke luar negeri,” ungkapnya.
Keberhasilan ini menandai kesiapan RS Kemenkes Surabaya untuk menjadi pusat layanan jantung dan pembuluh darah unggulan di kawasan timur Indonesia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Operasi Jantung Tanpa Pembedahan di RS Kemenkes Surabaya
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Deasy Mayasari |