TIMES SURABAYA, SURABAYA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan akan menjalankan amanah hasil keputusan Muktamar yang menobatkan dirinya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2021 - 2026.
Di tengah desakan pengunduran dirinya yang santer beredar dari hasil keputusan rapat harian Syuriah NU, Gus Yahya dengan tegas menolak.
Hal tersebut ia ungkapkan usai memimpin rapat koordinasi Ketua PWNU se-Indonesia di Novotel Samator Surabaya, Minggu (23/11/2025) dini hari. Rapat berlangsung secara tertutup selama tujuh jam yang berakhir pada pukul 02.00 WIB dini hari.
Gus Yahya memastikan tidak pernah menerima risalah atau surat bentuk apapun dari hasil keputusan rapat harian Syuriah NU yang mendesaknya untuk mengundurkan diri sebagai Ketua Umum PBNU sebagaimana informasi yang beredar belakangan ini.
Bahkan, ia mengatakan jika rapat harian Syuriah PBNU berdasarkan AD/ART Organisasi NU tidak berwenang memberhentikan fungsionaris termasuk Ketua Umum PBNU.
"Dengan jajaran Syuriah saya sudah bertemu. Semua yang sudah saya temui, menyesali karena tidak mendapatkan informasi yang utuh pada mulanya. Ketika saya beri penjelasan sehingga utuh, mereka menyesal," kata Gus Yahya.
Pihaknya tidak menampik apabila polemik isu pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum PBNU antara lain salah satunya dibenturkan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Gus Yahya juga mengakui pertemuan tersebut terjadi pada 2018 lalu di Israel dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Menurut Gus Yahya, Ketua PCNU dan PWNU se -Indonesia sudah pernah mengetahui pertemuan dirinya dengan Benjamin Netanyahu. Namun, lanjutnya, mereka tetap memilih Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021 hingga 2026.(*)
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |