TIMES SURABAYA, SURABAYA – ‎‎Surabaya kembali menjadi pusat gerakan kebangsaan dengan diluncurkannya inisiatif “Ayo Nyanyikan Kembali Indonesia Raya 3 Stanza.”

Gerakan ini digagas oleh Yayasan WR Soepratman bersama sejumlah komunitas lintas generasi, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2 Oktober 2025 lalu.
‎
‎Gerakan tersebut bertujuan mengembalikan pemahaman utuh terhadap karya Wage Rudolf Soepratman, yang semula memiliki tiga stanza berisi pesan spiritual dan persatuan bangsa.

Menyanyikan tiga stanza berarti menyambung kembali kesadaran moral yang diwariskan para pendiri bangsa.
‎
‎“Lagu Indonesia Raya adalah doa dan janji, bukan sekadar simbol upacara,” ujar Rudy M. Mintarto, selaku ketua panitia, Senin (6/10/2025).
‎
‎Ketua Yayasan WR Soepratman, Budi Harry, turut menegaskan pentingnya pemahaman generasi muda terhadap makna tiga stanza tersebut.

“Kita harus kembali menjadikan lagu ini sebagai napas kebangsaan,” katanya.

Acara peringatan digelar di Makam WR Soepratman, Jalan Kenjeran, Surabaya, dengan tema “Sumpah di Hadapan Sang Pencipta Indonesia Raya.”

Saat itu, lebih dari 30 komunitas kebangsaan turut hadir, termasuk Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia - Jatim, Ikatan Koko Cici Jatim, Relawan Inti Surabaya, Surabaya Digital City, Paguyuban Cak dan Ning, serta Paguyuban Marga Tionghoa Surabaya 

Rangkaian kegiatan meliputi pengantar sejarah, doa lintas iman, pertunjukan teatrikal Kongres Pemuda, serta tabur bunga dan tasyakuran bersama. ‎

Dari pusara sang komponis, gema Indonesia Raya menggugah kesadaran baru: lagu kebangsaan ini adalah doa kolektif bangsa, ikrar untuk menjaga dan memuliakan Indonesia selamanya.(*)