TIMES SURABAYA, SURABAYA – Di hadapan ratusan ibu-ibu Muslimat NU Gempol Kabupaten Pasuruan, Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad menegaskan dukungannya kepada Muslimat NU, Jumat (18/11/2022).
Menurutnya, pengajian rutin yang diadakan tiap bulan merupakan bagian dari konsolidasi umat, memperkuat ukhuwah, serta syiar agama yang efektif.
Dalam pesannya, Sadad menyitir hadis Nabi Muhammad bahwa tegaknya kehidupan dunia karena kuatnya empat hal ini sebagai pilarnya, yaitu ilmunya ulama, kebijakan yang adil dari penguasa, kedermawanan orang-orang kaya, dan doanya kaum awam.
Keempat pilar itu, lanjut Sadad, harus dijaga harmoninya. Ditanamkan nilai-nilai respek. Saling menghormati fungsi dan tugas masing-masing. Kata orang Jawa namanya sawang-sinawang.
"Yang ditunggu dari para kiai dan bu nyai apanya? Ya ilmunya. Yang ditunggu dari saya kawan-kawan yang ada di lembaga pemerintahan apa? Ya kebijakan-kebijakan dan aturan-aturan yang mengandung keadilan," ungkap Anwar Sadad.
Di akhir ceramahnya, Sadad mengajak para jamaah berselawat bersama. Tapi tak lupa, Sadad menyelipkan parikan jenaka di sela-sela bacaan selawat bersama:
"Sabun wing dipangan wereng// Wajahe glowing gulune irenf// Sabun wing dicampur dedek// Wajahe glowing sikile burek//," seloroh Sadad.
Kontan parikan itu disambut tawa terpingkal-pingkal seluruh jamaah pengajian yang digelar di Masjid Ussisa Alattaqwa Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan itu. Seolah menangkap kedekatan antara Anwar Sadad dengan Muslimat NU.
Tanggapi Pernyataan Ketum PBNU
Usai mengisi pengajian tersebut, Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad juga menanggapi pernyataan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf yang tak melarang ponpes menerima kunjungan tokoh kandidat capres/cawapres. Meski demikian, Gus Yahya menegaskan tak ada Capres/Cawapres atau NU.
Anwar Sadad mengatakan memang ada sembilan pedoman berpolitik warga Nahdlatul Ulama yang dicetuskan dalam Muktamar NU Krapyak Tahun 1989 silam.
Muatan dari pedoman itu memberikan gambaran gerakan politik NU dikategorikan hi-politics. Lantas, dimaknai sebagai politik kebangsaan bukan politik praktis.
"Sangat bagus jika NU memberikan pemaknaan yang lebih kontekstual terhadap isi dan muatan pada sembilan pedoman berpolitik itu," kata Sadad dalam penjelasannya kepada awak media.
Wakil Ketua DPRD Jatim itu melanjutkan, hal tersebut menurutnya semakin menegaskan posisi NU dalam kancah politik nasional. Di samping juga menjadi kanalisasi agenda politik parpol dan kandidat agar selaras dengan frame politik kebangsaan NU.
Apalagi bagi parpol maupun capres sudah pasti NU dilirik sebagai aliansi strategis. Sebab, NU merupakan organisasi dengan jumlah anggota yang besar. Sehingga penting pemaknaan yang lebih kontekstual.
"NU adalah organisasi yang dibentuk dengan seperangkat nilai-nilai, serta kontribusinya pada bangsa ini begitu besar," ucap Sadad yang juga dikenal politisi berlatarbelakang Nahdliyin ini.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya kembali menegaskan posisi NU dalam Pilpres 2024. Dengan tegas Gus Yahya mengatakan tidak ada capres/cawapres atas nama NU.
Hal ini diungkapkan Gus Yahya saat dimintai tanggapan perihal sejumlah tokoh potensial Pilpres 2024 mulai melakukan silaturahmi dengan kalangan pesantren. Menurut Gus Yahya, itu merupakan hak politik masing-masing.
Namun, atas nama NU tidak mengusung tokoh tertentu. "Saya tegaskan tidak ada capres atas nama NU, tidak ada capres/cawapres atas nama NU itu tidak ada," katanya saat ditemui seusai agenda Rakor Persiapan Resepsi Satu Abad Nahdlatul Ulama di Surabaya, Selasa (15/11/2022).
Sementara jika ada tokoh yang melakukan sowan ke kalangan pondok pesantren, Gus Yahya tak melarang. Sebab itu merupakan hak masing-masing. Hanya saja, dia kembali menegaskan jika organisasi NU tidak mengusung tokoh tertentu.
Dia memastikan NU akan tetap mengambil posisi netral. "Pokoknya tidak ada atas nama NU," ucap Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf mengulang penegasan sebelumnya.
DPD Partai Gerindra Jatim menanggapi pernyataan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf yang tak melarang ponpes menerima kunjungan tokoh kandidat capres/cawapres. Meski demikian, Gus Yahya menegaskan tak ada Capres/Cawapres atau NU.
Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad mengatakan memang ada sembilan pedoman berpolitik warga Nahdlatul Ulama yang dicetuskan dalam Muktamar NU Krapyak Tahun 1989 silam.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |