https://surabaya.times.co.id/
Ekonomi

Ahli Ekonomi: Dana Nasabah Hilang Ancam Stabilitas Ekonomi Nasional

Kamis, 06 November 2025 - 21:08
Dana Nasabah Hilang Ratusan Juta, Ahli Ekonomi: Ancaman Stabilitas Ekonomi Nasional Ahli Ekonomi dari Universitas Hayam Wuruk Surabaya, Ikhwan Kholid, S.Pd., M.SM. (Foto: Dok.Pribadi)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Hilangnya dana nasabah tanpa ada pemberitahuan dari pihak bank membuat rasa kepercayaan masyarakat makin berkurang. Ahli Ekonomi dari Universitas Hayam Wuruk Surabaya, Ikhwan Kholid, S.Pd., M.SM., menanggapi perkara antara Bank OCBC NISP melawan nasabah asal Surabaya.

Dalam kasus hilangnya dana Rp392 juta milik Tirtohardjo Rukmono, warga Surabaya nasabah Bank OCBC NISP hingga kini belum ada kabar baik. 

Ikhwan menilai, hilangnya dana nasabah bukan sekadar permasalahan individual, melainkan ancaman serius bagi stabilitas sistem keuangan nasional.

“Dalam teori intermediasi keuangan, kepercayaan masyarakat merupakan fondasi utama bagi fungsi bank sebagai penghubung antara penabung dan peminjam. Ketika kepercayaan ini terganggu, risiko terjadinya bank run dan kepanikan sistemik bisa muncul, yang pada akhirnya mengganggu stabilitas makro ekonomi,” ujar Ikhwan, Kamis (6/11/2025).

Menurutnya, insiden semacam ini juga berpotensi menggerus likuiditas sektor perbankan. Masyarakat cenderung menarik simpanannya atau beralih ke instrumen keuangan lain yang dianggap lebih aman. Akibatnya, penyaluran kredit dapat menurun, investasi terhambat, dan pertumbuhan ekonomi melambat.

“Ini sejalan dengan teori dana pinjaman yang menekankan pentingnya tabungan masyarakat sebagai sumber pembiayaan investasi nasional,” jelasnya.

Ikhwan menuturkan bahwa hilangnya dana nasabah akan berdampak langsung pada persepsi publik terhadap keamanan sistem keuangan. 

Ketika rasa aman masyarakat menurun, kepercayaan konsumen bisa melemah, nilai tukar rentan bergejolak, dan sirkulasi uang di sektor riil menjadi terhambat.

“Dalam jangka panjang bisa terjadi deflasi kepercayaan, di mana masyarakat enggan bertransaksi dan berinvestasi,” imbuhnya.

Dari sisi tata kelola, Ikhwan menilai kasus seperti ini menunjukkan adanya masalah informasi asimetris antara bank dan nasabah. Kurangnya transparansi dapat menimbulkan moral hazard dan memperlemah citra sistem pengawasan perbankan.

Ia menegaskan pentingnya penerapan prinsip good governance, penguatan keamanan siber, serta akuntabilitas lembaga keuangan agar kepercayaan publik dapat dipulihkan. Pemerintah dan otoritas keuangan, lanjutnya, perlu memperketat regulasi dan meningkatkan perlindungan bagi nasabah.

“Dalam konteks ekonomi, uang yang hilang mungkin dapat diganti, tetapi kepercayaan publik yang hilang jauh lebih sulit untuk dipulihkan,” pungkasnya.

Sedangkan kasus ini bermula dari laporan nasabah yang mengaku kehilangan dana Rp392 juta di rekeningnya tanpa OTP. Persoalan tersebut kini menjadi perhatian publik. Upaya hukum pun ditempuh Tirtohardjo. 

Sidang lanjutan perkara antara Bank OCBC NISP kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Perkara yang terdaftar dengan nomor 574/Pdt.G/2025/PN.JKT.Sel, dengan agenda pemeriksaan saksi fakta dari pihak tergugat, yaitu Bank OCBC NISP. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.