TIMES SURABAYA, SURABAYA – Sejumlah peternak ayam yang tergabung dalam Gaprindo (Gerakan Peternak Ayam Rakyat Indonesia) Jawa Timur mendatangi Kantor DPRD Jatim (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur) untuk menyampaikan keluhan soal harga telur ayam yang anjlok. Sementara harga pakan melambung, Senin (13/9/2021).
Ketua Gaprindo Sumenep, Rusdi mengatakan bahwa penyebab anjloknya harga telur ayam karena kelebihan produksi hasil ternak ayam. Di sisi lain permintaan pasar menurun drastis. Salah satu penyebabnya yaitu diberlakukannya sistem PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di masyarakat, sehingga banyak sektor ekonomi lain seperti restoran, hotel, usaha katering dan usaha lain yang berkaitan sudah banyak yang tidak beroperasi.
"Persoalannya harga telur menurun, daya beli masyarakat menurun sehingga mengakibatkan para pternak banyak yang bangkrut," ujarnya.
Sementara harga telur ayam anjlok, harga pakan pun meningkat. Saat ini harga pakan, Rp6.500/kg, harga jagung Rp5.700-6000/kg sedangkan harga telur dari peternak hanya 13.500-14.500/kg. Harga pakan naik karena harga jagung berada di angka Rp5.700-6.000/kg, padahal jagung merupakan bahan pokok yang dalam pencampuran pakan pemakaiannya sampai 50 persen. Mahalnya harga pakan sangat membebani para peternak.
"Harga jagung naik harga telur menurun, ini tidak berimbang, kalau mencari jagung gak sulit tapi harganya meroket, ini perlu perhatian pemerintah untuk pengimbangan harga. Harga telur di peternak Rp14 ribu," ungkapnya.
Anjloknya harga telur tersebut kata Rusdi sudah terjadi beberapa bulan lalu bahkan sebelum PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Rusdi juga mengatakan bahwa selama pandemi harga telur sudah tidak stabil.
"Padahal telur ini kan kebutuhan sehari hari, antara harga pakan dan telur tidak imbang. Yang diharapkan harus ada advokasi dari pemerintah, memperjuangkan nasib peternak maupun petani sehingga masyarakat sejarhtera," jelasnya.
Mereka juga mengeluhkan soal maraknya telur ayam HE (hatched egg) yang dijual di pasaran. Selama ini, telur tersebut dilarang berderar di pasaran, namun ada beberapa oknum yang masih saja menjual telur tersebut, sehingga hal ini merugikan peternak.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Amar Syaifudin mengatakan bahwa kedatangan Gaprindo sendiri adalah untuk meminta agar pemerintah memberikan perlindungan soal jaminan harga telur. Sejumlah dinas terkair seperti Peternakan, Perdagangan dan Perdagangan pun dihadirkan untuk menyerap keluhan para peternak ayam tersebut.
"Cuman kita belum bisa mencari solusi yang tepat, karena memang ini kan kita masih ada kaitannya dengan beberapa perusahaan pakan ternak," ujar Amar.
Meski demikian, solusi sementara yang bisa diberikan kepada para peternak tersebut adalah saat memberi Bantuan Pangan non Tunai (BNT), dinas atau instansi bisa membeli telur ayam dari para peternak. Hal ini guna bisa menyerap telur ayam peternak yang selama ini tidak terserap
"Juga ketika pemerintah daerah maupun Provinsi ada Bantuan Pagan Tunai untuk membeli telur di peternak, demikian juga CSR perusahaan-perusahaan itu tadi lewat dinas Peternakan untuk membeli telur dari peternak. Kita baru di situ," ungkapnya.
Ke depan, pihaknya akan mengundang perusahaan pakan ternak untuk memberi keterangan terkait harga pakan. Mengingat selama ini belum ada HET (Harga Eceran Tertiggi) untuk pakan ternak, bahkan ketika harga pakan naik pun tidak ada rambu-rambu dari perusahaan.
"Nanti kita inginkan ada proteksi itu, apakah berupa peraturan Kementerian Pertanian atau Perda," kata Amar.
Amar juga mengatakan bahwa selama ini, belum ada subsidi pakan untuk peternak. Meski demikian ia menyarankan para peternak untuk bisa memanfaatkan dana bergulir dari pemerintah provinsi.
Sementara soal keluhan telur HE yang dikeluhkan peternak. Komisi B telah meminta Satgas pangan Jawa Timur untuk melakukan pengawasan.
"Saya optimis kok dari Satgas Pangan mereka kan kepolisian mereka punya kaki mulai dari Polda, Polres, Polsek sampai Babinkamtibmas di masing masing desa saya kira ini bisa diatasi ya tidak bisa langsung selesai tapi secara bertahap," kata tutup anggota DPRD Jatim dari Fraksi PAN ini terkaii harga telur ayam. (*)
Pewarta | : Khusnul Hasana (MG-242) |
Editor | : Faizal R Arief |