TIMES SURABAYA, SURABAYA – Aset karakter memiliki value penting dalam industri perfilman animasi. Aset ini bukan sekadar perkara penampilan semata, namun juga menjadi identitas sebuah karya.
Terbaru di tengah isu pro kontra klaim hak cipta antara animator Pakistan dan industri film tanah air yang ramai saat ini, sutradara sekaligus produser Heriyadi Natawijaya mengungkapkan pandangan penting dari kaca mata dapur animasi.
Menurutnya, aset karakter merupakan hidangan utama yang menjadi pembeda sekaligus brand produk yang sustainable di dalam bisnis animasi.
"Aset karakter ini mempunyai value paling penting untuk menciptakan positioning," ungkapnya, Jumat (15/8/2025).
Aset karakter antara satu dengan yang lain sejatinya memiliki pembeda. Apalagi di tengah perkembangan teknologi Artificial Intelligence yang semakin memudahkan setiap kreator menciptakan karya animasi secara cepat.
"Ide dan keinginan kreator yang membedakan, selama teknologi AI ditempatkan sebagai assistant untuk proses drafting lebih cepat, tentu masih panjang proses teknis lainnya untuk mendukung hasil yang diharapkan," ucap Co Founder Minilemon ini.
Agar memiliki kekuatan hukum dan perlindungan, Heriyadi menyarankan aset karakter animasi untuk dipatenkan, sehingga perlu riset mendalam apakah karya tersebut mempunyai pembeda dengan karya animasi lain yang telah ada.
"Aset karakter animasi ini bisa dan harus dipatenkan, maka dari itu fokus pertama dari animasi adalah karakternya," tandasnya.
Kendati demikian, tak dapat dipungkiri jika animator juga kerap menghadapi kesulitan selama proses produksi. Terutama saat membuat desain karakter berbasis human atau wajah manusia. Sedangkan untuk karakter non human, animator menghadapi tantangan menciptakan gerakan selayaknya manusia.
"Selain kesulitan menentukan modeling, tentu juga rigging. Karna untuk karakter non human, kita menciptakan gerakan-gerakan seperti manusia tapi dengan proporsi tubuh yang belum pernah dibayangkan sebelumnya," jelasnya lebih lanjut.
Lantas, seberapa penting seorang animator melakukan riset sebelum menentukan karakter animasi?
Heri menjelaskan, karakter bukan sekadar pemeran di dalam animasi, tapi juga panutan, idola dan imajinasi bagi penikmatnya.
"Dan bisa saja menjadi ikon dari sebuah komunitas bahkan negara kalau dilekatkan dengan sejarah budaya di dalam karakter tersebut," katanya.
Minilemon Aset Karakter Bernilai Budaya
Heriyadi Natawijaya sebagai Co Founder Minilemon sekaligus sutradara film animasi Minilemon Movie memberikan contoh, bagaimana ia bersama tim membangun karakter Minilemon selama ini.
Minilemon memiliki kekuatan bukan hanya dari segi jalan cerita yang mengusung kebhinekaan dan nilai-nilai toleransi, tetapi juga mengandung kilas balik peradaban dalam setiap karakternya, sehingga sulit untuk ditiru atau dimanipulasi.
Animasi buatan anak Indonesia ini merupakan seni topeng langka yang kemudian disempurnakan lewat teknologi motion picture.
Founder Minilemon, Reno Halsamer yang merupakan seorang budayawan meyakini bahwa karakter topeng yang merupakan bentuk tiga dimensi (3D) pada zamannya, masih sangat menarik untuk menjadi 3D pada zaman sekarang.
Maka sebuah kejutan luar biasa, ketika Minilemon hadir menggabungkan artefak topeng koleksi milik Reno Halsamer dan buah lemon. Dimana setiap karakter mewakili wajah dari berbagai daerah.
Seperti Wayan digambarkan sebagai karakter Bali. Ucup karakter Sunda, Togar karakter Batak, Slamet karakter Muslim Jawa, Minggus karakter Papua, dan Memey karakter Tionghoa. Minilemon adalah miniatur kebhinekaan lewat kisah enam sahabat sepermainan.
Berawal dari kecintaan terhadap budaya itulah, Minilemon hadir bagaikan oase di tengah gersangnya tontonan anak yang minim edukasi.
"Minilemon didesain Pak Reno dari perpaduan topeng dan buah lemon yang kita manusiakan, semoga bisa jadi pembeda, lucu dan seru pastinya," ujar Heri.
Sebentar lagi, Minilemon juga akan merilis movie pertamanya dengan sentuhan sinematografi kelas dunia.
Selain melahirkan pahlawan baru bagi anak-anak Indonesia, Minilemon juga membawa nilai-nilai positif karakter tanpa mengesampingkan sisi hiburan, kualitas teknis dan seni visual yang akan mendobrak dunia imajinasi digital.
Heri berharap semakin banyak karya animasi dengan karakter yang kuat, berkualitas, sustainable, menguntungkan dan menjadi sarana dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan, budaya dan sejarah.
Sebagaimana Minilemon yang didesain oleh Reno Halsamer yang kemudian berkembang lebih luas melalui Minilemon Universe sebagai aset IP Digital.
Minilemon Universe tersebut berfokus pada pengembangan IP Licensed sebagai business development Minilemon. Seperti product retail, branding development, campaign corporate dan business development lainnya.
Minilemon Universe juga diharapkan dapat menyebarkan nilai kebaikannya dengan maksimal dan menjadi icon good character anak-anak Indonesia. Karena Minilemon Universe bukan hanya brand, tetapi juga sebuah kapal besar simbol kemajuan dalam aset IP di Indonesia.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Minilemon, Aset Karakter Animasi Bernilai Budaya Tinggi yang Sulit Dimanipulasi
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |