https://surabaya.times.co.id/
Hukum dan Kriminal

Perang Senyap di Balik Jeruji: Upaya Kanwil Ditjenpas Jatim Bersihkan Lapas dari Narkoba dan HP

Rabu, 21 Mei 2025 - 12:48
Perang Senyap di Balik Jeruji: Upaya Kanwil Ditjenpas Jatim Bersihkan Lapas dari Narkoba dan HP Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur Kadiyono saat memusnahkan ratusan alat komunikasi ilegal di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Kelas I Surabaya. (FOTO : Sarifah Latowa/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Suasana Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Kelas I  Surabaya, Rabu pagi 21 Mei 2025, terasa berbeda dari biasanya. Petugas memadati halaman, bukan untuk acara seremonial, tapi untuk menyatakan komitmen bersama membersihkan Lapas dan Rutan dari peredaran narkoba dan alat komunikasi ilegal.

Dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur  Kadiyono, acara ini menjadi simbol awal dari perang senyap yang sedang digencarkan dari balik jeruji. Bukan hanya janji kosong, tapi aksi nyata.

Langkah awal yang dilakukan adalah tes urine massal. Uniknya, seluruh petugas termasuk Kepala Rutan dan jajaran atas menjalani tes urine.

Kata Kadiyono, semua diuji. Semua harus bersih. Ini untuk memastikan bahwa pemberantasan narkoba tidak hanya ditujukan ke dalam, tapi juga ke luar. Dari pimpinan sampai staf, semua ikut bertanggung jawab.

"Ini bukan sekadar kegiatan simbolik. Kami ingin Lapas dan Rutan tidak lagi menjadi tempat nyaman untuk peredaran narkoba," tegas Kadiyono.

Setengah Penghuni Lapas Terkait Narkoba

Data yang disampaikan Kadiyono cukup mencengangkan. Dari sekitar 27.900 warga binaan di Jawa Timur, lebih dari 14.300 orang terlibat kasus narkoba. Artinya, lebih dari separuh penghuni Lapas dan Rutan di wilayah ini terkait dengan narkoba.

"Ini bukan angka kecil. Tapi kami tidak tinggal diam. Kami bergerak, karena diam berarti kalah," ujarnya.

Sebagai bagian dari tindakan nyata, sebanyak 280 handphone ilegal yang disita dari berbagai Lapas di Jawa Timur dimusnahkan di hadapan semua peserta. HP itu dihancurkan satu per satu, menjadi simbol tegas: alat komunikasi ilegal tidak boleh lagi ada di dalam Lapas.

"Jangan salah, HP ini bisa jadi alat untuk mengatur peredaran narkoba dari dalam penjara," kata Kadiyono.

Fatwa Haram Sudah Ada Sejak Lama, Tapi Ancaman Masih Nyata

Kadiyono juga mengingatkan bahwa fatwa haram dari MUI terhadap narkoba sudah dikeluarkan sejak 47 tahun lalu. Namun, realitasnya, narkoba masih menjadi ancaman besar, bahkan di balik tembok Lapas. Karena itu, pembenahan harus dilakukan secara menyeluruh dari sistem pengamanan, sikap petugas, hingga pembinaan mental warga binaan.

Sementara di tempat yang sama, Kepala Rutan Mojokerto, Rudi, menyampaikan dukungan penuh terhadap gerakan bersih-bersih ini. Menurutnya, arahan dari pimpinan harus segera ditindaklanjuti dalam langkah nyata di lapangan.

“Kami siap menjalankan arahan dari Kantor Wilayah. Di Rutan Mojokerto, kami akan perketat pengawasan internal, perkuat sinergi antarpetugas, dan pastikan tidak ada ruang untuk penyalahgunaan narkoba ataupun penggunaan HP ilegal. Jangan sampai kami kecolongan, karena ini tanggung jawab bersama,” ujar Rudi.

Sementara itu, Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Tomi Elyus, yang menjadi tuan rumah kegiatan, juga menyatakan komitmennya secara terbuka.

“Kami merasa terhormat menjadi tempat awal dimulainya gerakan ini. Rutan Kelas I Surabaya siap menjadi role model dalam pemberantasan narkoba dan penyalahgunaan alat komunikasi. Ini bukan hanya soal aturan, tapi soal menjaga integritas, kepercayaan publik, dan masa depan warga binaan yang kami bina,” kata Tomi.

Ia juga menegaskan pentingnya perubahan budaya kerja di lingkungan pemasyarakatan. “Semua petugas harus punya kesadaran tinggi, bahwa mereka adalah garda terdepan dalam menjaga sistem pemasyarakatan tetap bersih dan bermartabat,” tambahnya.

Lebih dari Sekadar Tanda Tangan

Yang membedakan kegiatan ini adalah pendekatannya. Komitmen tidak hanya ditandatangani oleh pejabat tinggi, tapi juga akan dibawa ke seluruh jajaran, sampai ke petugas lapangan. Harapannya, semangat perubahan bisa tumbuh dari bawah, bukan hanya dari atas.

“Kalau semua punya semangat yang sama, saya yakin kita bisa mengubah keadaan,” kata Kadiyono.

Bagi orang luar, kegiatan ini mungkin terlihat sederhana, tes urine dan pemusnahan HP. Tapi bagi mereka yang paham dunia pemasyarakatan, ini adalah awal dari perubahan besar. Sebuah langkah untuk membersihkan, memperbaiki, dan menumbuhkan harapan.

Karena di balik jeruji, bukan hanya para narapidana yang dibina. Tapi juga masa depan bangsa yang sedang dijaga. (*)

Pewarta : Syarifah Latowa
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.