TIMES SURABAYA, SURABAYA – Polda Jatim mengumumkan tersangka baru terkait aksi perusakan, penjarahan, dan perusakan fasilitas umum yang terjadi serentak di beberapa daerah Jawa Timur.
Penindakan tim gabungan ini dilakukan usai aparat menemukan bukti kuat adanya kelompok anarko yang menyusupi aksi mahasiswa dan masyarakat salah satunya ojek online (Ojol) yang ada di Jawa Timur.
"Saat kami melakukan penggeledahan, menemukan sejumlah buku bacaan berisi paham anarkisme," ujar Kapolda Jatim Irjenpol Nanang Avianto, Kamis (18/9/2025).
Barang bukti yang disita antara lain 11 buku berpaham anarkisme, 42 buah batu, 10 jaket hoodie, 2 kotak polisi, 18 telepon genggam, 9 unit motor, rompi, serta tameng polisi yang dirampas massa.
“Dari penanganan yang sudah kami lakukan, ada beberapa tersangka baru yang diamankan. Bagi anak di bawah umur, kami kembalikan ke orang tuanya karena sebagian besar ikut-ikutan tanpa sepengetahuan keluarga. Namun, untuk pelaku dewasa yang terbukti melakukan perusakan kami proses hukum,” ujarnya.
Aksi unjuk rasa yang awalnya berupa penyampaian pendapat telah bergeser jadi tindakan kriminal. Aparat mencatat ada 111 orang masyarakat sipil yang sempat dirawat akibat kericuhan. Sementara 105 personel polisi dan 12 anggota TNI.
“Ini bukan lagi penyampaian pendapat, tapi murni tindak pidana. Ada korban dan kerugian yang cukup besar, baik bagi Pemda maupun Polri,” ujarnya.
Kapolda menjelaskan, salah satu kasus terjadi di Pos Polisi Waru, Sidoarjo, pada 29 Agustus 2025 malam. Polisi menangkap 40 orang, terdiri dari 12 orang dewasa dan 28 anak. Dari jumlah itu, 22 dipulangkan sementara 18 orang diproses hukum.
Beberapa tersangka yang diamankan antara lain berinisial BNJ (21), AY (21), MPS (20), BS (18), dan BLM (24). Nama terakhir, BLM, terekam dalam video yang viral di media sosial karena aktif menyerang petugas.
Polisi masih mengembangkan penyidikan untuk mengungkap aktor intelektual di balik aksi anarkis tersebut. Aparat menduga ada organisasi anarko yang memobilisasi massa lintas kota.
“Pergerakan ini masif, terjadi hampir serentak di 10 kota. Kami masih mendalami siapa penggerak, perancang, dan penyandang dananya. Sekecil apa pun informasi, kami tindaklanjuti,” ungkapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Polda Jatim Ungkap Dalang Kerusuhan Saat Aksi Demontrasi
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |