https://surabaya.times.co.id/
Opini

Lailatul Qadar: Inspirasi Keikhlasan Bekerja

Sabtu, 29 Maret 2025 - 13:30
Lailatul Qadar: Inspirasi Keikhlasan Bekerja Heri Cahyo Bagus Setiawan, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya, Pendiri dan Direktur Eksekutif Riset Manajemen Indonesia, Ketua Pembina Yayasan Pesantren Entrepreneurship Indonesia

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Di bulan suci Ramadan, tersembunyi sebuah malam yang lebih berharga dari seribu bulan. Malam yang dirindukan oleh hati-hati yang terjaga ini, kedatangannya dirahasiakan agar manusia bersungguh-sungguh dalam menjemputnya. Lailatul Qadar adalah janji Ilahi tentang keberkahan yang melimpah bagi mereka yang berusaha.

Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam Surat Al-Qadr: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) hingga terbit fajar” (QS. Al-Qadr: 1-5).

Namun, apakah keberkahan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang menghabiskan malam dalam rukuk dan sujud? Tentu tidak. Nilai Lailatul Qadar jauh melampaui batas-batas ibadah ritual. 

Ia juga relevan bagi mereka yang bekerja, yang berusaha mencari nafkah dengan jujur, yang mengerahkan daya dan tenaga demi kehidupan yang lebih baik.

Di balik keheningannya, Lailatul Qadar menyimpan hikmah tentang ketekunan, keikhlasan, dan perjuangan. Malam ini adalah simbol bahwa kerja keras yang dilakukan dengan niat baik tidak akan sia-sia. Bahwa setiap detik yang diisi dengan kesungguhan akan sangat berharga di mata Tuhan.

Ketika Rasulullah Saw. memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan, beliau tidak hanya meningkatkan ibadahnya, tetapi juga mengajak para sahabat untuk lebih giat dalam mencari malam kemuliaan ini. Ada sebuah pesan tersirat dalam tindakan ini: bahwa keberhasilan sejati membutuhkan kesungguhan dan usaha yang konsisten.

Ketekunan dan Keikhlasan dalam Bekerja

Imam Al-Ghazali menekankan bahwa keberkahan bukan sekadar banyaknya rezeki, tetapi bagaimana Allah menanamkan ketenangan dan kemanfaatan dalam setiap usaha. 

Seperti halnya mencari Lailatul Qadar, dunia kerja pun menuntut ketekunan. Keberhasilan tidak datang instan, kemuliaan diraih melalui perjuangan. Seorang ilmuwan tidak menemukan teori baru dalam semalam. 

Pengusaha tidak membangun kerajaan bisnis dalam sekejap. Seniman tidak menciptakan karya besar tanpa bertahun-tahun mengasah keterampilan. Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil” (HR. Muslim).

Ketekunan adalah kunci. Hasil kerja keras mungkin tidak terlihat hari ini, esok, atau lusa. Namun, seperti seorang hamba yang beribadah tanpa tahu kapan Lailatul Qadar tiba, kita harus bekerja dengan dedikasi, yakin bahwa setiap upaya tulus akan berbuah manis pada waktunya. 

Allah Swt. berfirman: “Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya" (QS. At-Talaq: 2-3). 

Selain ketekunan, keikhlasan adalah nilai utama. Dalam ibadah, kita tidak meminta kepastian kapan doa dikabulkan, tetapi tetap berdoa karena percaya Tuhan Maha Mendengar. 

Dalam bekerja, kita pun harus memiliki keyakinan serupa. Tidak semua usaha langsung mendapat pengakuan, tidak semua kerja keras segera dihargai. Namun, mereka yang bekerja dengan niat baik dan dedikasi akan menemukan berkah yang mungkin tak selalu tampak, tetapi terasa dalam perjalanan hidup.

Malam seribu bulan ini adalah pesan cinta dari langit. Ia bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang bagaimana manusia memaknai kehidupan. Lailatul Qadar mengajarkan bahwa setiap usaha dengan kesungguhan, setiap detik dengan keikhlasan, akan berlipat ganda nilainya.

Ketika Ramadan berlalu, jangan biarkan semangatnya hilang. Bawalah nilai Lailatul Qadar ke dalam pekerjaan. Bekerjalah dengan tekun, hati bersih, dan keyakinan bahwa setiap kebaikan akan kembali sebagai kebaikan.

Sebab, seperti doa yang mengudara, usaha tulus tidak akan sia-sia. Pada akhirnya, Lailatul Qadar bukan sekadar malam di penghujung Ramadan. Ia adalah simbol perjuangan, kesabaran, dan keyakinan bahwa usaha sungguh-sungguh membawa keberkahan. 

Bagi mereka yang memahami esensinya, setiap hari bisa menjadi Lailatul Qadar jika diisi dengan ketekunan, keikhlasan, dan kerja bermakna.

***

*) Oleh : Heri Cahyo Bagus Setiawan, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya, Pendiri dan Direktur Eksekutif Riset Manajemen Indonesia, Ketua Pembina Yayasan Pesantren Entrepreneurship Indonesia.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.