https://surabaya.times.co.id/
Kopi TIMES

Tips Meningkatkan Percaya Diri Ala Al-Bujairimi

Rabu, 09 Oktober 2024 - 16:34
Tips Meningkatkan Percaya Diri Ala Al-Bujairimi Zanuar Mubin, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan

TIMES SURABAYA, PACITAN – Setiap kita setidaknya pernah menghadapi tantangan terkait kepercayaan diri. Entah itu masalah dengan penampilan, kemampuan intelektual, atau prestasi hidup, banyak orang merasa tidak percaya diri ketika membandingkan diri mereka dengan orang lain yang dianggap lebih sukses, lebih tampan, atau lebih kaya. 

Untuk mengatasi masalah ini, ulama klasik al-Bujairimi memberikan sebuah metode yang tampaknya tidak biasa namun memiliki tujuan logis yang perlu diamalkan oleh orang-orang yang bermasalah terhadap rasa percaya diri.

Al-Bujairimi dalam karyanya Hasyiah al-Bujairimi ‘ala al-Khatib atau Tuhfah al-Habib ‘ala Syarh al-Khatib (jilid 4, halaman 309) menyampaikan ungkapan berikut:

وَفِي عَجَائِبِ الْمَخْلُوقَاتِ مَنْ تَصَبَّحَ بِوَجْهِ قِرْدٍ عَشَرَةَ أَيَّامٍ أَتَاهُ السُّرُورُ وَلَا يَكَادُ يَحْزَنُ وَاتَّسَعَ رِزْقُهُ وَأَحَبَّتْهُ النِّسَاءُ حُبًّا شَدِيدًا وَأُعْجِبْنَ مِنْهُ اهـ حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب على شرح الخطيب ٤/٣٠٩ — البجيرمي (ت ١٢٢١)

Dan di dalam keajaiban makhluk, yakni barang siapa yang setiap pagi memulai harinya dengan melihat wajah seekor kera selama sepuluh hari, maka kebahagiaan akan datang kepadanya, ia hampir tidak akan merasa sedih, rezekinya meluas, dan para wanita akan mencintainya dengan cinta yang kuat serta terpesona padanya.

Secara literal, pernyataan ini tentu mengundang persepsi yang lucu, tetapi setelah saya renungkan lebih dalam, ada logika unik yang tersembunyi di baliknya. Konsep ini bukanlah sekadar soal "melihat kera," melainkan tentang bagaimana manusia dapat membangun kepercayaan diri melalui perbandingan yang lebih tepat untuk dirinya. 

Logika sederhana ini menyarankan kita untuk tidak selalu membandingkan diri dengan manusia lain yang mungkin lebih unggul dalam aspek tertentu, melainkan mencoba untuk mengukur diri terhadap standar yang lebih sederhana.

Ketika seseorang terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang yang lebih kaya, lebih pintar, atau lebih tampan, maka rasa minder dan rendah diri mudah muncul. Setiap kekurangan dalam dirinya akan terlihat semakin besar. 

Sebaliknya, ketika perbandingan dilakukan dengan sesuatu yang "lebih rendah" seperti yang disimbolkan Al-Bujairomi dengan kera dalam kitabnya, manusia akan merasa lebih percaya diri, lebih bersyukur, dan lebih mampu melihat kelebihan dalam dirinya. Ini adalah pendekatan untuk menata ulang perspektif terhadap diri sendiri.

Jika dilihat dari perspektif ini, al-Bujairimi seolah menawarkan solusi sederhana untuk menghadapi masalah minder atau merasa rendah diri: bandingkan diri dengan yang lebih sederhana. Ketika kita memandang diri kita dari perspektif yang lebih rendah, kita mulai merasa lebih unggul, lebih mampu, dan lebih percaya diri. 

Pada akhirnya, rasa percaya diri ini adalah modal penting untuk menjalani kehidupan yang lebih positif, berani mengambil keputusan, dan lebih optimis dalam menghadapi tantangan hidup.

Lebih jauh lagi, kepercayaan diri yang terbentuk dari pendekatan ini juga berpengaruh pada aspek sosial. Al-Bujairimi menyebut bahwa para wanita akan mencintai orang tersebut dengan cinta yang kuat dan terpesona padanya. 

Ini bisa dimaknai bahwa orang yang memiliki kepercayaan diri lebih besar cenderung lebih menarik di mata orang lain, karena kepercayaan diri adalah kualitas yang memancarkan kekuatan dan daya tarik secara alami.

Dengan demikian, al-Bujairimi mengajarkan kita tentang seni memandang diri dari sudut pandang yang lebih sederhana, sehingga mampu menemukan kebahagiaan, kelapangan rezeki, dan cinta yang mendalam dari sekitar kita. Ini adalah salah satu cara untuk membangun mentalitas yang tangguh dan tidak mudah goyah di tengah persaingan sosial yang sering kali mengikis rasa percaya diri.

Saran al-Bujairimi di atas, meskipun tampak aneh, sebenarnya mengandung logika berpikir yang dalam. Dengan tidak terus-menerus membandingkan diri kita dengan yang lebih tinggi, kita dapat membangun kepercayaan diri, rasa syukur, dan optimisme dalam hidup. 

Kera dalam hal ini hanyalah simbol dari standar yang lebih rendah, dan pesan yang tersirat adalah bahwa ketika kita memandang diri kita dalam perspektif yang lebih positif, maka kita akan mampu menjalani hidup dengan lebih bahagia, lebih percaya diri, dan menarik perhatian orang lain dengan cara yang alami.

***

*) Oleh : Zanuar Mubin, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.