TIMES SURABAYA, MALANG – Gelaran Adi Karya Wimebha (AKW) XXV SMAN 1 Kepanjen (Smaneka) digelar apik dan meriah di lapangan olahraga SMAN 1 Kepanjen, Kabupaten Malang pada Minggu (7/12/2025).

Dalam ajang kolaborasi dan unjuk bakat kreatif karya para pelajar SMAN 1 Kepanjen ini, ditampilan berbagai penampilan terbaik oleh para pelajar SMAN 1 Kepanjen. Seperti tarian kreasi, vokal, operet, hingga beberapa band musik band siswa-siswi SMAN 1 tersebut. 

Rangkaian acara diawali sambutan Kepala SMAN 1 Kepanjen Syarifatur Rofi'ah, M.Pd, yang disampaikan secara berapi-api, namun luwes dan tidak kaku. 

AKW XXV Smaneka tahun ini sebagai rangkaian puncak HUT ke-48 SMAN 1 Kepanjen. Sebelum resmi diisi berbagai penampilan tim penampil, dilangsungkan tiup lilin bersama kue HUT ke-48, oleh Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dr. Indiyah Nurhayati, M.Pd.

Penampilan pertama dari Laras Wayan Nirwana yang menyuguhkan tarian kreasi. Dalam penampilannya, para penari mengenakan kostum serba putih dengan kilau gemerlap seperti peri, dengan diiringi musik tradisional. 

Penampilan lainnya, operet yang mengangkat pesan moral, untuk menjaga dan melindungi lingkungan. Dalam pertunjukan yang ditampilkan, sekelompok remaja berencana healing bersamw mendaki puncak gunung.

Saat menuju puncak gunung, mereka sempat mendapati seorang bapak tua sedang menyapu di tengah hutan. Bapak ini beresan, agar jangan buang sampah sembarangan.  Namun. pesan ini diabaikan. Akhirnya salah satu dari mereka terpisah dari rombongan, tersesat kemudian dinyatakan hilang. 

Penampilan berikutnya, grup band SixtyOne yang membawakan tiga lagu. Dipungkasi lagu yang dipopulerkan Dewa 19 berjudul 'Separuh Nafas'. 

"Ulang tahun tidak serta merta dimaknai perayaan hura-hura dan senang-senang saja. Penampilan kreatif anak-anak tetap harus dimunculkan. Ini sebagai wadah aktualisasi bakat dan keterampilannya," terang Kacabdin Indiyah, Minggu (7/12/2025) petang. 

Ia menambahkan, pendidikan karakter tetap harus diperkuat kepada para pelajar, terlebih mengingat tantangan saat ini yang nyata dihadapi anak-anak. 

"Pendidikan saat ini dituntut bisa menghasilkan output menuju Indonesia Emas 2045. Hasilnya, sumberdaya manusia ke depan itu diharapkan unggul dan berdaya saing. Apapun kondisinya, jangan hanya akademik yang dikejar, namun juga penguatan karakter hebat," demikian Indiyah Nurhayati. (*)