TIMES SURABAYA, JAKARTA – Selama 2024, IHSG mengalami penurunan sebesar 192,9 poin atau 2,65 persen. IHSG akhirnya ditutup pada level 7.079,90. Koreksi ini adalah koreksi yang pertama, setelah pada 3 tahun sebelumnya (2021-2023) IHSG berhasil ditutup dengan kenaikan.
Penurunan itu juga bukan merupakan hal yang terlalu buruk, karena secara trend tahunan, IHSG masih berada dalam trend naik.
"Pada perdagangan pertama di tahun 2025 kemarin, IHSG akhirnya memberikan secercah harapan," kata Satrio Utomo, praktisi pasar modal Komunitas Trader Saham RencanaTrading, Jumat (3/1/2024).
Meski tidak dibuka langsung oleh Presiden Prabowo, lanjut dia, IHSG akhirnya mengakhiri pergerakan pada hari pertama di tahun 2025 pada level 7.163,20. IHSG mengalami kenaikan sebesar 83,30 poin atau setara dengan 1,18 persen.
Pidato dari Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa Kondisi APBN Indonesia pada akhir tahun yang 'baik-baik saja', membuat pelaku pasar lebih percaya diri, dan memburu saham-saham sektor perbankan.
Keberhasilan IHSG menembus Resisten 2 pada level 7.120, membuka ruang kenaikan bagi IHSG untuk terus bergerak naik menuju kisaran 7.182 - 7.300. IHSG masih memiliki ruang untuk melanjutkan teknikal rebound.
Meskipun semua terlihat bagus, Satrio mengingatkan, pelaku pasar sebaiknya ingat bahwa pada kuartal 3 kemarin, IHSG sering kali mengalami false break, signal positif palsu yang kemudian besok harinya ternyata turun.
Level 7.125 akan menjadi Suport Pertama untuk pergerakan IHSG hari ini. Kegagalan untuk bertahan diatas suport tersebut, akan membuat IHSG kembali ke dalam trend turun jangka pendek. (*)
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |