TIMES SURABAYA, SURABAYA – Bagi sivitas akademika Universitas Ciputra (UC) Surabaya, belajar tidak selamanya harus berada di dalam ruang kelas yang nyaman. Di penghujung tahun 2025, ketika mayoritas orang bersiap menikmati libur Natal dan Tahun Baru, sepuluh relawan medis dari Fakultas Kedokteran (FK) UC justru memilih jalan yang berbeda.
Mereka memilih terbang ke Sumatra Barat, membawa misi kemanusiaan untuk membantu saudara-saudara yang sedang tertatih akibat bencana alam. Jarak ribuan kilometer bukan lagi hambatan ketika empati sudah mengambil alih kendali.
Rektor Universitas Ciputra, Prof. Wirawan Endro Dwi Radianto, menegaskan bahwa sebagai lembaga pendidikan yang berbasis kewirausahaan, UC tidak boleh hanya diam dan menjadi penonton saat musibah terjadi. Baginya, kampus memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan dampak nyata bagi Indonesia.
"Kami tidak hanya melihat atau menonton, tapi kami harus mengadakan aksi nyata. Inilah UC yang berdampak bagi Indonesia. Jarak tidak menjadi masalah, tapi empati itulah yang menggerakkan kami mengirimkan tim dokter ke lokasi bencana," ujarnya, Jumat (19/12/2025).
Keberangkatan tim ini juga menjadi bukti kepercayaan pemerintah. Melalui dana hibah yang diterima, UC dinilai memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni dalam menangani situasi darurat di lapangan.
"Kami mendapatkan dana hibah setiap tahun, tapi khusus tahun ini, untuk Fakultas Kedokteran difokuskan pada bencana Sumatera dan Aceh," kata Wirawan.
Sementara itu, Dekan FK UC Surabaya, Prof. Hendy Hendarto, menjelaskan bahwa timnya membawa misi yang terukur melalui tiga pendekatan utama yakni, intervensi kesehatan primer cepat.
"Menangani penyakit akut yang muncul pascabencana seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, penyakit kulit, hingga ancaman leptospirosis," terangnya.
Kedua, pencegahan wabah dengan melakukan pemantauan dan deteksi dini penyakit ketat agar tidak meluas menjadi wabah yang lebih sulit ditangani.
"Selanjutnya, edukasi kesehatan kepada masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat di tengah keterbatasan fasilitas pascabencana," papar Hendy.
Tak hanya itu, misi kemanusiaan yang diterjunkan hingga 31 Desember ini juga membawa tim dokter yang yang memiliki berbagai keahlian, seperti dokter ahli kebencanaan, dokter bedah, dokter umum, serta mahasiswa kedokteran.
"Tidak ada gunanya kita hanya diskusi di kelas jika tidak bisa mengatasi masalah masyarakat. Inilah saatnya kita membuktikan diri sebagai kampus yang berdampak," tegas Hendy.
Lebih lanjut, beberapa logistik yang dibutuhkan dilapangan, mulai dari obat-obatan khusus, alat pemeriksaan penunjang, hingga bahan pangan dan sandang juga telah disiapkan.
"Bagi kami (dokter) mengabdi untuk kemanusiaan adalah bentuk paling tinggi dari implementasi sumpah dokter," tandasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Universitas Ciputra Kirim 10 Relawan Medis ke Sumatera
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Deasy Mayasari |