TIMES SURABAYA, SURABAYA – Siapa sangka, Pohon Natal karya Perpustakaan Universitas Kristen atau UK Petra atau Petra Christian University (PCU) ini terbuat dari kain.
Dengan tinggi tujuh meter berdiameter 3,3 meter dengan nuansa Papua, pohon Natal ini bukan sekadar dekorasi musiman, melainkan mahakarya budaya yang didedikasikan untuk tanah Papua sebagai simbol yang sarat makna.
Kepala Perpustakaan PCU, Dian Wulandari mengungkapkan bahwa pemilihan tema “Terang dari Timur” melambangkan hadirnya terang Kristus yang menyinari dunia.
"Persis seperti matahari terbit dari timur yang membawa harapan baru setiap hari. Tak hanya itu, Pohon ini menuntun kita kembali kepada Sang Terang (Yesus) yang lebih dulu memberi dan mengasihi," ungkapnya, Jumat (19/12/2025).
Dengan menonjolkan Papua sebagai ‘Timur’ Indonesia, Dian menegaskan bahwa terang kasih, misi, dan kepedulian Natal itu menjangkau seluruh pelosok Nusantara.
"Menjadi alasan utama bagi kita untuk terus membagikan terang tersebut kepada dunia," imbuhnya.
Penampakan Pohon Natal berbahan kain. (Foto: UK Petra)
Memadukan rangka kayu, kerlap-kerlip lampu Natal, dan yang paling inovatif, penggunaan motif-motif hasil generative-AI yang terinspirasi dari kekayaan simbol-simbol Papua seperti Tifa, Honai, Perisai Asmat, hingga Burung Cendrawasih. Pohon ini memancarkan kehangatan dan sukacita Natal sembari menegaskan Petra Christian University sebagai AI-Native Campus yang berani merangkul kemajuan teknologi dan melestarikannya.
Pohon ini dihiasi dengan koleksi artefak yang otentik dan memukau, terdiri dari sekitar 63 meter kain bermotif AI-generatif dalam berbagai ukuran, serta diperkaya dengan 28 buah Tifa, empat Perisai Asmat, empat Tombak, tiga Noken, tiga Manik-manik, dan dua Patung. Keindahan Papua semakin sempurna dengan kehadiran Mahkota Burung Cendrawasih, Panah, Perahu Lesung, yang seluruhnya merupakan koleksi pribadi salah satu Tenaga Kependidikan Petra Christian University.
"Sementara itu di sudut Pohon Natal ada replika rumah Honai, rumah tradisional masyarakat Papua Pegunungan dan Papua Tengah khususnya suku Dani," terang Dian.
“Terang dari Timur” ini bukan sekadar pameran akan tetapi wujud nyata merayakan harmoni dalam keberagaman yang meresapi inti Natal. Dengan kekayaan simbol budaya Papua, pohon ini menegaskan bahwa terang kasih dan pengharapan Natal menjangkau seluruh pelosok Nusantara.
"Karya ini menjadi pengingat bagi setiap pengunjung Perpustakaan UK Petra bahwa terang itu tidak hanya dirayakan, tetapi juga harus diteruskan. Pohon ini mengajak semua orang untuk menjadi pembawa kepedulian dan sukacita bagi sesama, mewujudkan semangat Natal yang sejati di tengah masyarakat," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sentuhan Magis Kain Motif AI dan Artefak Papua di Pohon Natal Raksasa UK Petra Surabaya
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Deasy Mayasari |