https://surabaya.times.co.id/
Berita

Peneliti Unair Temukan Kandungan Mikroplastik dalam Darah dan Urine Warga Gresik

Jumat, 28 November 2025 - 23:04
Peneliti Unair Temukan Kandungan Mikroplastik dalam Darah dan Urine Warga Gresik Penelitian temuan mikroplastik dalam tubuh manusia akibat dari penggunaan plastik yang saat ini pencegahannya belum masif. (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan kandungan mikroplastik dalam tubuh pemilah sampah, serta dalam darah, urine, dan air ketuban ibu hamil di Gresik.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr Lestari Sudaryanti dr MKes.

Penelitian pertama mengambil sampel pekerja pemilah sampah di TPA Ngitik, Wringinanom, dan Bawean.

Penelitian kedua berfokus pada air ketuban ibu hamil di Puskesmas dan rumah sakit di Gresik, berkolaborasi dengan NGO Wonjin dari Korea untuk analisis darah dan urine.

“Untuk air ketuban itu, total sampel sekitar 48 dan semuanya positif mengandung mikroplastik,” ungkapnya, Jumat (28/11/2025).

Mikroplastik-Unair-2.jpg

Ia menambahkan, bahwa mikroplastik juga ditemukan dalam urine dengan jumlah partikel yang berbeda-beda. Semua perhitungan dilakukan menggunakan mikroskop untuk mengetahui jumlah partikel per mililiter.

Dr Lestari menjelaskan, bahwa hasil identifikasi lengkap dari Korea masih dalam proses, namun secara garis besar diketahui bahwa jenis mikroplastik yang ditemukan terutama dari golongan phthalates.

Selain itu, analisis awal menunjukkan keberadaan berbagai senyawa seperti naphthalene, fluorine, pyrene, styrene, serta logam berat seperti kadmium (Cd), timbal, krom (Cr), dan nikel.

“Plastik yang lentur-lentur itu banyak mengandung phthalates, terutama plastik sekali pakai,” jelasnya.

Ia menambahkan, bahwa logam berat dapat melekat pada plastik sebagai stabilisator sehingga ikut masuk ke dalam 

Untuk memahami bagaimana mikroplastik masuk ke air ketuban, tim peneliti juga menganalisis darah ibu.

Pengiriman sampel ke luar negeri dilakukan dalam bentuk plasma dan whole blood, karena lebih memungkinkan dibandingkan membawa sampel air ketuban.

Secara teori, paparan mikroplastik memicu stres oksidatif dan inflamasi, yang kemudian memengaruhi metabolisme tubuh, termasuk hormon.

Peneliti-Unair-Lestari-Sudaryanti.jpgDr Lestari Sudaryanti dr MKes, Dosen Fakultas Kedokteran Airlangga Universitas Airlangga Surabaya. (FOTO: Dok. Unair)

“Plastik itu bersifat estrogenik, jadi berisiko pada penyakit-penyakit yang terkait estrogen, misalnya PCOS,” jelasnya.

Ia juga memaparkan, bahwa mikroplastik dapat masuk melalui inhalasi, oral, maupun kulit. Pada sistem pernapasan, mikroplastik dapat terdeposit di alveoli dan berdampak pada gangguan pernapasan seperti PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.

Lebih jauh lagi, akumulasi plastik juga dapat memengaruhi insulin dan metabolisme, sehingga berpotensi meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, dan obesitas.

“Berdasarkan pengukuran objektif pada petugas pemilah sampah perempuan itu, kita melihat angka temuan obesitasnya tinggi, sekitar 48 persen kemudian gizi lebihnya itu 17 persen," ungkapnya. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.