https://surabaya.times.co.id/
Berita

Belajar Renewable Energy Hingga Sustainable City di Kampoeng Oase Ondomohen, Seperti Apa?

Jumat, 14 Februari 2025 - 13:10
Belajar Renewable Energy Hingga Sustainable City di Kampoeng Oase Ondomohen, Seperti Apa? Siswa kelas 4 SD Cikal Surabaya saat berkunjung ke Kampoeng Oase Ondomohen. (Foto: Kampoeng Oase Ondomohen for TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYAKampoeng Oase Ondomohen, sebuah oase di tengah kota Surabaya, semakin dikenal sebagai tujuan wisata edukatif. Baru-baru ini, puluhan siswa SD Cikal Surabaya mengunjungi kampung yang terkenal dengan urban farming-nya ini.

Dalam kegiatan ini, para siswa kelas 4 diajak untuk mengenal lebih dekat tentang renewable energy dan juga sustainable city. 

"Jadi anak-anak belajar mengenai bagaimana memanfaatkan energi dengan sebaik mungkin. Selain renewable energi dari solar panel juga, bagaimana cara mengolah sampahnya, disini juga ada urban farming, kemudian ada ikan juga yang dipelihara, jadi sudah masuk sustainable city," ungkap Wali kelas 4 SD Cikal Surabaya, Rizky Akbar Presadhana, Jumat (14/2/2025). 

Menurutnya, para siswa terlihat antusias belajar di Kampoeng Oase Ondomohen. Karena pada pembelajaran dikelas sebelumnya, mereka dikenalkan dengan charcoal yang kemudian bisa melihat hasil olahannya berupaya arang briket. 

"Sebelumnya, anak-anak juga sempat melihat video di Jepang yang selokannya bisa diisi ikan. Kira-kira di Indonesia ada nggak ya? Tapi mereka bilang tidak ada. Namun, setelah berkunjung kesini, anak-anak melihat sendiri (budidaya ikan dalam selokan) ternyata kita bisa melakukan itu," jelasnya. 

Dengan kunjungan ini, ia berharap para siswa memiliki pandangan atau persepsi baru terkait kedekatannya dengan lingkungan, sehingga bisa mengelola energi secara efektif.

Siswa-kelas-4-SD-Cikal-Surabaya-a.jpg

"Paling tidak, mereka bisa bertanggung jawab terhadap sumber daya yang ada di sekelilingnya, baik itu yang renewable atau yang non-renewable. Karena pasti manusia itu tidak bisa hidup tanpa sumber daya alam yang mungkin sekarang itu jumlahnya sudah makin menipis karena konsumsinya semakin tinggi," kata Dhana, sapaanya. 

Sementara itu, ketua Kampoeng Oase Ondomohen, Endang Sriwulansari mengaku terpukau dengan kunjungan dari siswa SD yang ternyata pemikirannya sangat kritis.

"Saya merasa bangga karena mereka mau berkunjung kesini, sampai mereka tidak mau pulang karena memang mereka di sini belajar tentang energi alternatif. Terutama belajar tentang solar cell dan pembuatan arang briket," ujarnya.

Para siswa, lanjutnya, diajak berkeliling dan ditunjukkan pengolahan sampah organik dengan menggunakan magot. Dan untuk sampah anorganik, para siswa ditunjukkan mesin pyrolisis untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar. 

"Kami juga tunjukkan pengambilan ikan dan mereka sangat antusias sekali," kata Endang. 

Ia berharap, salah satu pionir urban farming di Surabaya ini semakin berkembang agar pihaknya terus bisa berbagi tentang pengelolaan lingkungan. 

"Terutama bagi anak-anak sekolah yang seharusnya itu ditanamkan sejak dini. Agar mereka tahu bahwa sampah itu bukan suatu hal yang menakutkan. Tetapi jika diolah dengan benar, itu akan menghasilkan sesuatu," harap Endang.

Dalam kesempatan yang sama, pembina Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya, Adi Candra menyampaikan, antusiasme para siswa menandakan bahwa mereka memiliki semangat dan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan. 

"Mereka juga mempelajari bagaimana sampah itu bisa dikelola menjadi sebuah kemanfaatan dengan sebuah upaya pelestarian lingkungan," ungkap Adi.

Lebih lanjut, upaya ketahanan pangan dengan pelestarian lingkungan yang ada di kampung, semakin menguatkan produk-produk UMKM yang juga masuk dalam paket eduwisata. 

"Ini menjadi sebuah daya dorong yang luar biasa sehingga sirkular ekonomi itu selalu ada dan nyata di Kampoeng Oase Group dan UMKM," tandasnya.

Diketahui, kampung yang berlokasi di Jalan Magersari V RT 8 RW 7 Kelurahan Ketabang Kecamatan Genteng ini berhasil mengolah sampah organik dengan magot. Setelah bisa dipanen akan di gunakan untuk pakan ikan. Nah, ikannya bisa dikonsumsi oleh warga dan bisa dijual, termasuk juga produksi tanaman-tanaman untuk menguatkan ketahanan pangan warga setempat. (*) 

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.