TIMES SURABAYA, SURABAYA – Senyum mengembang di bibir Zahra Aqila Rahmah. Ia membereskan beberapa peralatan yang tersimpan dalam koper. Di dadanya tergantung tas haji lengkap dengan identitas diri.
Usianya masih belia, 18 tahun dan masih mengenyam bangku pendidikan SMA. Namun ia sudah siap berhaji ke Tanah Suci.
Tahun ini Zahra berangkat haji bersama dengan bibinya, Mulazimah (45). Ibunya sendiri sudah berhaji pada 2022 lalu. Dia dapat berangkat haji tahun ini karena menggantikan sang ayah yang meninggal dunia.
"Kalau ingat keberangkatan ini karena menggantikan ayah saya yang telah tiada rasanya masih ingin menangis. Tapi di satu sisi, saya bisa menjadi tamu Allah di usia yang masih muda, itu adalah karunia yang masya Allah luar biasa, tidak terbayang sebelumnya,” tutur Zahra dengan mata berkaca-kaca, Kamis (8/5/2025).
Untuk memantapkan ibadah di Tanah Suci, Zahra sudah mempersiapkan diri baik mental maupun fisik.
Apalagi, bekal dari bimbingan manasik haji serta pengetahuan dari sang ibu yang sudah berangkat haji beberapa tahun lalu menjadikan niatnya menjalani rukun Islam kelima begitu bulat.
"Alhamdulillah persiapannya sudah matang. Sebelum berangkat sudah diberitahu sama mama tata cara ibadah di Tanah Suci, lalu apa saja yang harus dibawa. Karena mama sudah haji tahun 2022. Ditambah juga ikut bimbingan manasik juga," jelasnya.
Zahra mengaku berangkat haji karena pelimpahan dari ayah yang meninggal dunia tahun 2022. Ayahnya wafat karena sakit, sehingga sang ibu harus berangkat sendiri tanpa sang suami.
"Saat mama berangkat haji 2022 saya masih umur 15 tahun sehingga secara regulasi belum cukup umur untuk dapat berangkat. Tahun ini umur saya sudah 18 tahun dan kebetulan dengan budhe saya," terangnya.
Selain menunaikan ibadah haji, tahun ini menjadi tahun yang istimewa bagi Zahra karena ia berhasil diterima di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |