TIMES SURABAYA, SIDOARJO – Ratusan santri alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yang tergabung dalam Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Sidoarjo ikut bergerak menuju Gedung DPRD Jawa Timur, Selasa (21/10/2025). Mereka berangkat untuk bergabung dalam aksi besar Aliansi Santri Nderek Kiai se-Jawa Timur yang menuntut pencabutan izin siar Trans7.
Para santri tersebut berangkat dari dua titik kumpul, yakni Masjid Baiturrahman di Jati dengan sekitar 52 peserta dan Masjid Al Falah Krian sebanyak 65 peserta. Mereka berangkat menggunakan kendaraan pribadi menuju Masjid Al Akbar Surabaya, yang menjadi lokasi penggabungan seluruh peserta aksi dari berbagai daerah di Jatim.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Hisyam Syafiq, mengatakan bahwa gerakan ini merupakan bentuk protes terhadap program Xpose Uncensored di Trans7 yang tayang pada 13 Oktober 2025 lalu. Program tersebut dinilai telah melecehkan martabat kiai dan pondok pesantren.
“Kami menuntut agar izin siar Trans7 dicabut, karena tayangan itu telah merendahkan martabat kiai dan lembaga pesantren,” tegas Hisyam Syafiq saat ditemui di Masjid Baiturrahman, Sidoarjo.
Selain menuntut pencabutan izin, para santri juga mendesak Chairul Tanjung, pendiri Trans7 untuk datang langsung atau sowan ke Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri. Menurut mereka, hingga kini Chairul Tanjung belum pernah mendatangi pesantren tersebut untuk meminta maaf secara langsung.
“Sampai saat ini, Pak Chairul Tanjung belum sowan ke Lirboyo. Kami masih menunggu itikad baik beliau,” tambah Hisyam.
Aksi Santri Nderek Kiai ini diperkirakan diikuti sekitar 7.000 peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur. Mereka menuntut keadilan atas tayangan yang dianggap menyesatkan publik dan mencoreng kehormatan dunia pesantren.
Sebelumnya, program Xpose Uncensored yang ditayangkan Trans7 pada 13 Oktober 2025 menampilkan sosok KH Anwar Manshur, salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo, dengan narasi yang dinilai tidak proporsional dan bernada negatif.
Tayangan tersebut juga mengkritik tradisi penghormatan santri kepada kiai yang sejatinya merupakan budaya luhur di pesantren secara tidak bijak.
Setelah tayangan itu menuai protes luas, pihak Trans7 telah mendatangi Pondok Pesantren Lirboyo pada Rabu (15/10/2025). Rombongan yang dipimpin Direktur Produksi Trans7 Andi Chairil dan Prof. Mohammad Nuh tersebut menyampaikan permohonan maaf langsung kepada para pengasuh pesantren.
Menurut KH Abdul Muid Shohib, perwakilan Ponpes Lirboyo, pihak Trans7 telah mengakui adanya kekeliruan dalam tayangan tersebut.
“Tim Trans7 datang meminta maaf dan mengakui ada kekeliruan yang menyinggung Kiai Sepuh Lirboyo,” ujar KH Abdul Muid Shohib usai pertemuan. (*)
Pewarta | : Syaiful Bahri |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |