https://surabaya.times.co.id/
Berita

Kisah Pemadaman Bara di Grahadi Surabaya, Pendekatan Humanis Jadi Senjata Kala Krisis

Sabtu, 13 September 2025 - 13:07
Kisah Pemadaman Bara di Grahadi Surabaya, Pendekatan Humanis Jadi Senjata Kala Krisis Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin bersama Gubernur Khofifah saat turun menenangkan massa aksi di Gedung Negara Grahadi dengan cara humanis.(Dok.Pendam V/Brawijaya)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Malam itu, akhir Agustus 2025, Gedung Negara Grahadi, Surabaya, nyaris terbakar. Api menyala dari sisi barat gedung bersejarah. 

Sementara, kelompok tak dikenal di antara ribuan massa, melakukan tindakan anarkis melempar batu, molotov, dan petasan ke arah gedung. 

Suara kaca pecah bersambut dentuman petasan, bercampur dengan teriakan massa, menciptakan suasana tegang yang sulit dibayangkan.

Pangdam-V-Brawijaya-b.jpg

Beberapa jam sebelum pecahnya kerusuhan, Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Rudy Saladin turun langsung menemui massa aksi.

“Ijo! Ijo! Ijo!”, sambut massa ketika Mayjend Rudy Saladin menghampiri massa. Dengan senyum tenang, kehadirannya mencairkan ketegangan.

Dalam kondisi krisis, Rudy memilih empati dan pendekatan humanis sebagai senjata. Baginya, krisis bukan hanya soal mengerahkan pasukan, melainkan juga membaca hati massa. 

“Saya lihat mereka dewasa. Ketika ada yang melempar botol, mahasiswa sendiri yang melarang. Mereka tak suka kerusuhan,” katanya, Sabtu (13/9/2025).

Keputusan itu bukan tanpa risiko. Rudy sempat bergulat dalam batin sebelum melangkah ke kerumunan, sadar adanya provokator yang bisa memicu bentrokan.

Namun, intuisi kepemimpinan membuatnya memilih jalan berani: berdiri langsung di tengah mahasiswa, berempati, dan mendengarkan tuntutan mereka.

“Mereka minta teman-temannya yang ditahan di Polrestabes Surabaya dibebaskan. Saya sampaikan, kita cari jalan bersama,” ujarnya.

Setelah berdialog, Rudy bergerak ke Polrestabes Surabaya bersama Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Kapolda Jatim untuk melobi agar mahasiswa yang ditahan segera dibebaskan.

Pangdam-V-Brawijaya-c.jpg

Akan tetapi, ketika rombongan meninggalkan Grahadi, situasi kembali memanas dan api mulai menyala di sisi barat gedung.

Malam itu, Rudy menunjukkan empat hal penting yang menjadi senjatanya dalam menghadapi situasi genting. 

"Berpikir cepat, intuisi. Berani mengambil risiko dan empati sangat penting dalam kondisi demikian," ujarnya. 

Langkah-langkah tersebut terbukti efektif. Mahasiswa ikut membantu menjaga ketertiban, TNI bersama Damkar dapat memadamkan api sebelum merembet ke gedung utama. 

Bagi Rudy, menjaga stabilitas tidak bisa dilakukan TNI sendirian. Ia menekankan pentingnya sinergi lima unsur: pemerintah, akademisi, masyarakat, media, dan dunia usaha. 

"Kita hidup di era post-truth. Kalau lima unsur ini tidak saling percaya, yang hancur pertama kali adalah ekonomi. Dunia usaha harus yakin pemerintah mampu menjaga keamanan,” tegasnya.

Gerak Cepat Padamkan Bara

Kepala Staf Korem 084/Bhaskara Jaya, Kolonel Inf Nico Reza H. Dipura, mendapat instruksi langsung dari Pangdam V/Brawijaya untuk mengamankan lokasi dan memastikan pemadam kebakaran bisa bekerja. 

"Segera padamkan!", demikian kata Nico mengutip apa yang dikatakan Mayjend TNI Rudy Saladin kepadanya saat mendengar insiden tersebut.

Atas perintah Mayjend TNI Rudy Saladin tersebut, ia segera bergerak untuk melakukan koordinasi dengan seluruh personel yang ada di lokasi untuk segera memadamkan api di gedung sisi barat Grahadi tersebut.

Di tengah kepanikan, Wakil Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya, Bambang Vistadi, bergerak cepat.

Ia mengatur empat truk pemadam agar bisa masuk dari sisi belakang, menyalurkan selang sejauh mungkin untuk memadamkan api yang kian membesar.

“Kalau terlambat lima menit saja, habis sudah Grahadi,” kenangnya.

Damkar segera memasang selang yang berasal dari dua unit truk pemadam kebakaran dengan kapasitas 3.000 liter dan 10.000 liter.

Dua unit berkapasitas 5.000 liter dan 10.000 liter berhasil mendekati titik api melalui jalur belakang Grahadi yang berhasil diamankan oleh TNI dan warga. 

Menggunakan empat unit tersebut Bambang segera bergerak cepat. Ia meminta 24 petugas damkar dari empat unit tersebut untuk memadamkan api menggunakan metode spray maupun jet secara bergiliran.

Dengan figur pemimpin yang mampu merangkul semua kalangan, terbukti mampu meredam meluasnya kekacauan.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.