TIMES SURABAYA – Pelataran Masjid Al Akbar Surabaya, terlihat tidak seperti biasa. Tampak armada 15 bus berjajar rapi menunggu para perantau balik di kota asal bekerja. 

Para perantau ini mengikuti program Balik Kerja Bareng 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bekerja sama dengan Yayasan LAZ Ummul Quro sebagai mitra kemaslahatan. 

Dari samping area, kerabat mengantarkan hingga diberangkatkan. Usai merayakan lebaran bersama sanak keluarga, kini mereka bekerja kembali merantau. Program ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan BPKH selama bulan Ramadan dan Idul Fitri.

Program Balik Kerja Bareng, yang telah memasuki tahun ketiga, dilaksanakan serentak di lima kota besar di Indonesia. Yakni Surabaya, Solo, Yogyakarta, Garut, dan Lampung.

Bus yang mengangkut rombongan perantau siap berangkat dari Surabaya menuju Jakarta, Minggu (6/4/2025).(Foto : Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

Dalam sambutannya, Pimpinan BPKH Indra Gunawan menyampaikan, bahwa program ini merupakan wujud nyata kepedulian BPKH terhadap kesejahteraan masyarakat. 

"Lewat program ini, BPKH berniat meringankan beban masyarakat yang kembali ke tempat perantauannya usai merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Semoga setelah melepas rindu dengan keluarga dan sungkem kepada orang tua, mereka mendapat suntikan semangat baru untuk menjalani lagi aktivitas keseharian," ujar Dr. Indra Gunawan, Pimpinan BPKH, Minggu (6/4/2025). 

Program Balik Kerja Bareng menjadi puncak dari kegiatan kemaslahatan BPKH di bulan Ramadan dan Idul Fitri. 

"Ini giat puncak, karena sepanjang Ramadan kami juga sudah bergerak dengan berbagai program kemaslahatan seperti pembagian mushaf Al-Qur’an, paket buka puasa, serta bingkisan Lebaran untuk masyarakat yang membutuhkan,” ucapnya.

Program ini sudah berjalan selama tiga tahun, berawal dari 8 bus dan sekarang berkembang menjadi 15 bus dari Kota Surabaya. 

Indra mengatakan, BPKH memilih arus balik bagi perantau, karena arus mudik sudah cukup banyak instansi yang menyelenggarakan. Selain itu, membantu perantau yang uang sakunya sudah menipis digunakan lebaran di kampung halaman.

Pimpinan BPKH Indra Gunawan, Minggu (6/4/2025).(Foto : Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

“Mereka inikan uang sakunya sudah menipis, melalui program ini, minimal membantu mereka melanjutkan perjuangan di kota perantauan. Semoga di tahun depan bus yang kami sediakan bertambah,” ujarnya. 

Sementara peserta dari berbagai daerah Jawa Timur yang berkumpul di Masjid Al Akbar Surabaya. Ada peserta yang bermalam di Masjid Agung karena tidak ingin terlambat. 

“Saya bermalam di Masjid Al Akbar Surabaya takut ketinggalan. Saya tidak sendiri, bersama istri dan anak kembali di Jakarta. Nanti turun di Pulo Gebang dan melanjutkan perjalanan di Bekasi,” tutur Zainal, warga Turen, Kabupaten Malang. 

Dengan program ini, menurut Zainal sangat membantu. Lebaran berkumpul dengan keluarga tidak sedikit ia mengeluarkan biaya untuk pulang kampung. Ia pun berharap tahun depan ada program semacam ini. 

Dari pelataran masjid, rombongan diberangkatkan pukul 09.20 WIB menuju terminal-terminal utama di Jakarta dan sekitarnya. Di antaranya Terminal Pulo Gebang 6 Bus, Terminal Poris 4 bus, Terminal Kampung Rambutan 4 Bus Terminal Baranangsiang 1 bus. 

Sementara jumlah pendaftar program ini mencapai 600 orang dari Kota Surabaya, dan setelah proses verifikasi dan validasi, 586 peserta resmi diberangkatkan. Sedangkan jumlah keseluruhan perantau yang diberangkatkan 2.500 peserta.(*)