TIMES SURABAYA, SURABAYA – Seminar nasional pengusulan gelar Pahlawan Nasional terhadap KH Muhammad Yusuf Hasyim digelar Minggu (16/3/2025) petang di Gedung Al-Marwah Masjid Nasional Al-Akbar. Acara dihadiri lebih dari 600 peserta.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Pesantren Tebuireng dan Universitas Abdul Chalim (UAC) Pacet bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hadir sebagai narasumber Dr Aguk lrawan, penulis buku dari Yogyakarta. Juga Dr Saparuddin Barus dari Jakarta.
Budayawan D Zawawi lmron turut membacakan puisi terbarunya berjudul KH Yusuf Hasyim. "Gara-gara saya dipanggil beliau ke Tebuireng di tahun 1986, pulangnya saya langsung dipanggil kiai," ujarnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah lndar Parawansa mengapresiasi acara ini. Diakui masih sangat sedikit kiai NU yang terdokumentasi dengan baik dalam negara.
"Maka tugas kita kaum santri untuk mendokumentasikan itu semua," ujarnya. Meski proses itu diakui akan panjang dan butuh perjuangan.
Ketua Umum PP Pergunu Prof KH Asep Saifuddin Chalim pada kesempatan yang sama berterima kasih kepada Gubernur Jawa Timur. "Beliau tidak hanya menginisiasi pengajuan gelar pahlawan ini, tapi juga membantu prosesnya," katanya.
Kiai Asep juga mendorong agar tim pengusul bersemangat dalam mempersiapkan berkasnya. "Karena niat yang ikhlas kepada kiai, nanti akan menemukan jalan yang lancar," pesannya.
Hal senada diungkap staf khusus Menteri Sosial Rl Abdul Malik Haromain. Pria berkacamata ini menegaskan empat hal KH Yusuf Hasyim layak jadi pahlawan nasional. "Di samping militer yang ikut aktif berjuang masa kemerdekaan, bahkan umur 16 tahun sudah berjuang ikut Laskar Hizbullah," ujarnya.
KH Yusuf Hasyim, lanjutnya, dikenal sebagai pengasuh pesantren besar Tebuireng. "Beliau juga aktivis Sekjen PBNU dan pendiri Barisan Ansor Serba Guna (Banser)," ujarnya.
"KH Yusuf juga menjadi politisi PPP dan pernah mendirikan Partai Kebangkitan Umat," imbuhnya. Di awal reformasi, imbuhnya, KH Yusuf Hasyim tercatat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz menegaskan hal yang sama. "Presiden Soekarno saja dulu memberi penghargaan sebagai pahlawan," ujarnyam
Diakui Pesantren Tebuireng di bawah pengasuh KH Yusuf Hasyim berhasil melewati masa sulit era 1965. "Bahkan tahun 1967 mendirikan kampus Universitas Hasyim Asy'ari tahun 1967, yang itu masih jarang bagi pesanten," ujarnya.
Maka dirinya selaku Ketua PWNU Jatim dan pengasuh Pesantren Tebuireng mendukung pengusulan KH Yusuf Haysim sebagai pahlawan nasional. "Sebagaimana pernyataan staf khusus Menteri Sosial Rl dan Ibu Gubernur Jatim tadi," imbuhnya.
KH Irfan Yusuf, putra keempat KH Yusuf Hasyim, berterima kasih kepada semua pihak. "Terutama lapisan masyarakat yang mengusung KH Yusuf Hasyim proses menjadi pahlawan nasional," ujarnya.
Meski diakui, lanjutnya, pihak keluarga berpikir lama menyetujui pengajuan ini. "Tapi demi perjalanan sejarah bangsa agar benar-benar tercatat," ucapnya.
Proses pengajuan ini juga diharapkan menjadi teladan bagi generasi muda. "Bagaimana para kiai dulu berjuang mendirikan dan mempertahankan Bangsa lndonesia," akunya
Seminar nasional juga menghadirkan Prof Usep Abdul Matin sebagai keynote speech. Dia adalah ketua Tim Pengkaji dan Peneliti Gelar Pusat (TP2GP) Rl.
Tuduhan KH Yusuf Hasyim terlibat pemberontakan DI/Tll ia tegaskan tidak terbukti. "Karena beliau dibebaskan dari semua tuduhan dalam sidang militer tanggal 17 Novemner 1955," ujarnya.
Guru besar sejarah Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menambahkan, berita pembebasan KH Yusuf Hasyim itu dimuat di koran Kedaulatan Rakyat edisi 21 November 1955.
Di samping itu, imbuhnya, KH Yusuf Hasyim berhenti dengan hormat dari TNl. "Karena alasan kesehatan dan disertai ucapan terima kasih dari Menteri Pertahanan Rl saat itu," bebernya.
Perjuangan KH Yusuf Haayim menumpas PKl di sekitar Madiun dan Ponorogo tahun 1948 juga berdampak nasional."Sehingga secara syarat umum dan khusus, menurut saya, KH Yusuf Hasyim sudah layak menjadi pahlawan nasional," ujarnya disambut tepuk tanga hadirin.
Saat memaparkan materi, Aguk lrawan membeberkan banyak data perjuangan dan kepahlawanan KH Yusuf Hasyim. "Di usia 13 tahun, Yusuf Hasyim muda berkeliling ke berbagai pesantren di Kawa untuk konsolidasi," ujarnya.
Saat ikut perang heroik 10 November 1945 di Surabaya, Yusuf muda masih berusia 16 tahun. "Anda bayangkan, usia segitu sudah bertempur bertaruh nyawa di perang," ujarnya.
Yusuf Hasyim muda dipaparkan juga ikut perang gerilya. Ada piagam penghargaan dari Panglima TNl soal itu. KH Yusuf Hasyim juga terlibat aktif dalam penumpasan pemberontakan PKI.
"Kalau lawan PKl 1948 Madiun beliau masih aktif di militer, kalau PKl 1965 beliau lewat NU dalam hal ini mendirikan Banser," bebernya.
Di bidang pemerintahan, dijelaskan KH Yusuf Hasyim pernah menjadi anggota DPR GR tahun 1960. "Diangkat langsung oleh Presiden Soekarno karena banyak anggota dari PKl yang diganti," imbuhnya.
Hal senada diungkap Saparudin Barus. Doktor sejarah pertama di lingkup TNl ini menegaskan menjelaskan kriteria umum dan khusus calon pahlawan nasional. "Dari kedua kriteria itu, KH Yusuf Hasyim secara akademis sudah memenuhi syarat," ucapnya.
Sosok KH Yusuf Hasyim, baginya, tidak ada abu-abu. "Sudah putih semua," imbuhnya.
Dia menambahkan, penetapan pahlawan nasional oleh Presiden. "Maka juga perlu melihat keadaan terkait kewilayahan dan juga pendekatan," pesannya.
Seminar nasional ditutup dengan doa yang dipimpin Syaikh Ahmad Muhammad Al-Mabruk Al-Hasani. Dia adalah dosen Universitas Al-Azhar yang tugas mengajar di Tebuireng. Kegiatan dipungkasi dengan buka bersama .(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Ronny Wicaksono |