TIMES SURABAYA, BANJAR – Menjelang lebaran Idul Fitri 1446 H, kue kering menjadi salah satu buruan masyarakat untuk dinikmati bersama keluarga tercinta merayakan hari kemenangan.

Para pelaku usaha kue kering tentunya mengalap berkah dari tradisi sajian kue lezat yang biasa disajikan di setiap rumah yang merayakan Idul Fitri.

Pun dengan Tini Supartini, pembuat kue kering di lingkungan Cikadu Kelurahan Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja Kota Banjar.

Kue kering buatan Tini dikenal lezat dan lembut maka tak heran setiap menjelang lebaran, banyak sekali orderan yang masuk.

Selama ini, untuk melayani pesanan kue yang membludak, Tini hanya dibantu sang suami mulai dari produksi hingga mempacking dan mendistribusikan ke pemesan.

"Alhamdulillah kue buatan saya juga sudah sampai di Jepang. Ada kerabat saya yang kebetulan tinggal disana dan mereka selalu minta dikirim untuk momen lebaran lewat salah seorang yang kebetulan pulang ke Indonesia," tuturnya.

Keterbatasan modal untuk membranding produk kuenya membuat Tini pasrah manakala banyak reseller yang kemudian melakukan rebranding kue buatannya. Padahal, Tini menggeluti usahanya sejak lama.

"Ya gimana lagi, yang penting saat ini kue-kue buatan saya laris," imbuhnya.

Salah satu kue terlaris buatan Tini yang banyak diminati pelanggannya yaitu kue Kodong dan Kastangel yang konon rasanya paling juara. "Paling best seller kedua kue tersebut dan setiap lebaran biasanya yang order sampai puluhan lusin," terangnya.

Kabid UMKM Dinas KUKMP Kota Banjar, Ina Rosnidar Suhlya menyebut bahwa kue kering buatan Tini populer di setiap momen menjelang lebaran.

"Itu karena harganya yang murah tapi kualitas rasanya enak tak kalah dengan kue-kue premium lainnya," ujarnya.

Ina mengaku sangat mendukung para pelaku UMKM kecil untuk lebih mengembangkan usahanya dan mendorong agar mereka dapat memasarkan produknya lebih luas lagi dengan strategi digital sebagai alternatif promosi yang lebih efisien. (*)