https://surabaya.times.co.id/
Berita

Pagar Nusa, Warisan Ulama yang Tak Lekang oleh Waktu

Minggu, 22 Oktober 2023 - 19:22
Pagar Nusa, Warisan Ulama yang Tak Lekang oleh Waktu Ulfi Hanim (17), salah seorang anggota Pagar Nusa asal Lamongan saat mengikuti Ijazah Kubro di Lapangan Jala Krida Mandala Surabaya, (22/10/2023). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Ribuan pendekar Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPSNU) Pagar Nusa memadati Lapangan Jala Krida Mandala Surabaya untuk mengikuti Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat (PP) Pagar Nusa, Minggu (22/10/2023).

Pendekar yang memakai seragam serba hitam dan sabuk hijau di pinggangnya itu didominasi kalangan anak muda atau generasi milenial dan generasi Z.

Tampaknya, seni bela diri tradisional Indonesia, telah memasuki era baru sebagai daya tarik utama bagi generasi milenial yang mencari makna dan koneksi dengan akar budaya Indonesia.

Dalam sebuah perjalanan yang memukau, Pencak Silat kini muncul sebagai kombinasi yang mengagumkan antara keindahan gerakan seni bela diri dan kearifan lokal

Menggali Akar Tradisi

Seperti pengakuan Ulfi Hanim salah seorang anggota Pagar Nusa dari Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini rela berpanas-panasan untuk mengikuti Ijazah Kubro demi berharap keberkahan dari kiai dan ulama, juga para pendiri Pagar Nusa.

“Niat utama ke sini untuk mencari keberkahan dari kiai dan ulama dalam kegiatan ini. Selain itu seneng juga bisa bertemu dengan dulur-dulur Pagar Nusa se-Nusantara,” kata Ulfi Hanim kepada TIMES Indonesia di lokasi, Minggu (22/10/2023).

Menurutnya, sejarah pencak silat Pagar Nusa terkait erat dengan perjalanan Islam di Nusantara. Para ulama atau ulama-ulama besar memainkan peran penting dalam mengembangkan seni sebagai sarana perlindungan dan perlawanan terhadap penjajahan. 

“Kalau di Pagar Nusa, pencak silat banyak aspek seni yang merujuk pada ajaran Islam, seperti nama-nama gerakan dan konsep etika yang sangat dihormati,” terangnya.

Pesona Generasi Milenial Pagar Nusa

Pencak Silat Pagar Nusa menemukan basis peminat yang semakin tumbuh di kalangan generasi milenial, yang menemukan nilai mendalam dalam seni bela diri yang didirikan oleh KH. Abdullah Maksum Jauhari.

Keterlibatan secara fisik dalam latihan dan kompetisi pencak silat menawarkan pengalaman yang mendalam dalam pemahaman tentang tubuh, etika, dan warisan budaya.

“Saya disahkan menjadi warga Pagar Nusa pada tahun 2020 lalu. Menurut saya selain bela diri Pagar Nusa mengajarkan ketauhidan mendekatkan diri kepada Sang Khalik,” ujar perempuan berusia 17 tahun itu.

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Ulfi menerangkan dalam latihan Pencak Silat, diajarkan untuk tidak hanya menguasai gerakan-gerakan fisik, tetapi juga memahami kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan menjunjung tinggi etika serta moralitas. 

“Inilah yang menjadi daya tarik utama bagi saya dan  rekan-rekan Pagar Nusa yang mencari pembelajaran lebih mendalam daripada sekadar olahraga fisik semata,” terang empat bersaudara ini.

Persatuan dan Kepemimpinan

Hal senada juga dirasakan oleh Yusril Ferdiansyah. Menenurutnya, Pagar Nusa telah memainkan peran penting dalam memperkuat persatuan dan rasa identitas.

“Pagar Nusa tidak sekadar Pencak Silat tapi juga melatih kepemimpinan di setiap diri anggota. Rasa persatuan dan seling melindungi terhadap sesama manusia terutama menjadi benteng kiai dan ulama,” jelas pria asal Peterongan, Jombang ini. 

Lebih mendalam Yusril, menerangkan jika organisasi seperti Pagar Nusa telah membangun jembatan antara berbagai etnis dan budaya di Indonesia. Selain itu, melalui latihan pencak silat Pagar Nusa, generasi muda juga diajarkan nilai kepemimpinan, disiplin, dan tanggung jawab.

“Disiplin dan bertanggungjawab merupakan salah satu kunci sukses mendalami ajaran Pagar Nusa,” terangnya.

Pencak Silat Sebagai Warisan Indonesia untuk Dunia

Namun, pihaknya sangat menyesalkan masih banyak oknum pencak silat yang masih terpecah belah hingga terjadi keributan di berbagai daerah dengan pencak silat lainnya.

“Kami sangat berharap tidak ada lagi perpecahan di tubuh pencak silat. Kita sama, saudara pewaris dan penerus budaya Indonesia,” paparnya.

Menurutnya, keberhasilan atlet Pencak Silat Indonesia dalam kompetisi internasional telah mengangkat Pencak Silat ke tingkat global. Prestasi ini menginspirasi banyak generasi muda untuk memandang Pencak Silat sebagai cara untuk mengekspresikan budaya Indonesia dan meraih keberhasilan di kancah internasional.

“Pencak Silat tidak sekadar olahraga, ini adalah warisan budaya, seni bela diri, dan jendela kekayaan sejarah Indonesia. Ketika generasi milenial memilih untuk berpartisipasi dalam Pencak Silat, mereka juga memilih untuk menjalani sepotong sejarah yang hidup dan memberikan makna dalam perjalanan hidup mereka,” ujarnya.

“Dalam dunia yang terus berubah, Pencak Silat tetap relevan sebagai warisan ulama yang menjadi pilihan bagi generasi yang ingin merasakan kekayaan budaya Indonesia dengan cara yang penuh arti,” tambah anggota Pagar Nusa ini mengakhiri perbincangan. (*)

Pewarta : Rohmadi
Editor : Bambang H Irwanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.