TIMES SURABAYA, SIDOARJO – Tim Mitigasi Crisis Center (MCC) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) turut memberikan pendampingan psikologis bagi keluarga korban musibah runtuhnya gedung Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Fokus utama tim adalah konseling dan trauma healing, terutama untuk anak-anak.
Di posko SAR bersama yang didirikan di kompleks pesantren, anak-anak diajak mengikuti berbagai permainan kreatif agar terbebas dari ketergantungan pada gawai.
Kepala Subdirektorat Mitigasi Crisis Center Unesa, Wiryo Nuryono, mengatakan kehadiran timnya bertujuan untuk meringankan beban psikologis keluarga yang hingga kini masih bertahan di posko.
“Tidak hanya orang dewasa, banyak anak-anak yang ikut mendampingi orang tua mereka. Karena itu kami hadir untuk memberikan konseling dan trauma healing, terutama kepada anak-anak yang paling rentan secara psikologis,” ujar Wiryo, Kamis (2/10/2025).
Beragam aktivitas kreatif disiapkan, mulai dari menggambar dengan pensil warna hingga merangkai stik berwarna menjadi bentuk-bentuk menarik. Pendamping dari tim psikologi mendukung anak-anak untuk berkreasi sesuai minat mereka.
Metode ini mendapat respons positif. Fardan, salah satu anak korban, mengaku senang membuat lolipop dari stik berwarna. “Senang bisa membuat ini, meskipun agak sulit. Jadi tidak bosan,” katanya.
Menurut Wiryo, kegiatan sederhana ini efektif membantu mengurangi rasa cemas dan trauma yang dialami anak-anak maupun keluarga korban setelah mendengar kabar banyaknya korban jiwa akibat musibah tersebut.
Tim MCC Unesa berkomitmen akan terus mendampingi hingga posko penanganan musibah resmi ditutup. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |