https://surabaya.times.co.id/
Berita

Pembiayaan BTPN di Sektor Korporasi Capai Rp102,82 Triliun

Jumat, 10 Februari 2023 - 18:59
Pembiayaan BTPN di Sektor Korporasi Capai Rp102,82 Triliun Executive Vice President Communication & Daya Head BTPN, Andrie Darusman (tengah) saat memaparkan kinerja dan target BTPN di Surabaya, Jumat (10/2/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) semakin agresif menggarap pasar korporasi karena dinilai memiliki potensi market dan telah terbukti menyumbang kontribusi paling besar atas catatan pembiayaan. 

Executive Vice President Communication & Daya Head BTPN, Andrie Darusman mengatakan, memang sebelumnya BTPN lebih berfokus pada market pensiunan dan ritel. 

Namun setelah merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada tahun 2019 lalu, BTPN mulai agresif menggarap pasar korporasi terutama di sektor usaha berkelanjutan atau green finance. 

“BTPN berkomitmen mendukung green finance. Hal ini juga untuk mendukung program pemerintah Indonesia dan global yang concern terhadap mempertahankan ekosistem,” kata Andrie di Surabaya, Jumat (10/2/2023). 

Keseriusan BTPN menyasar sektor korporasi terlihat dari angka pembiayaan hingga September 2022 kemarin. Jumlahnya mencapai Rp155,43 triliun. 

"Dari jumlah tersebut sekitar Rp102,82 triliun merupakan kredit untuk korporasi," jelas Andrie. 

Setelah pembiayaan korporasi, pembiayaan untuk pensiunan berada pada urutan kedua senilai Rp28,58 triliun. Pembiayaan pensiunan sendiri sebelumnya adalah bisnis utama BTPN. 

Kemudian ketiga disusul pembiayaan untuk UMKM dan ritel dengan nilai masing-masing Rp10,34 triliun dan Rp820 miliar. 

Lantas, bagaimana dengan green finance? Andrie mengaku pembiayaan untuk bisnis ramah lingkungan cukup menjanjikan ke depan dan peluangnya cukup besar. Maka dari itu, pihaknya akan semakin serius menggarap sektor green finance tersebut. 

Tercatat sampai September 2022, BTPN telah menyalurkan dana untuk bisnis berkelanjutan sebesar Rp6,7 triliun. Dari jumlah tersebut sekitar Rp1,97 triliun telah terserap untuk pembiayaan energi terbarukan. Sementara Rp3,1 triliun untuk pembiayaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan.

Antara lain pembangunan Waduk Cirata sebesar Rp1,4 triliun, sebagai bentuk komitmen BTPN membantu PLN  untuk melakukan transformasi energi ke energi terbarukan. Selain itu juga membiayai untuk transportasi ramah lingkungan Rp340 miliar dan properti hijau Rp760 miliar. 

“Kami juga konsen terhadap pengembangan sektor UMKM atau Small Medium Enterprise (SME). Karena UMKM terbukti tahan krisis dan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” sambung Andrie. 

Pihaknya juga konsen mengembangkan digital banking, Jenius. Bahkan, Andrie mengajak nasabah Jenius untuk bersama-sama memberikan insight agar Jenius semakin bagus ke depan. 

Beberapa fitur Jenius merupakan hasil dari usulan para nasabah seperti Moneystory yang memberikan data secara detail tentang alur keluar masuk dana nasabah.

“Kami juga mengembangkan wealth management untuk mengakomodasi nasabah yang ingin berinvestasi di reksadana dan lainnya,” ujarnya.  

Ditanya terkait peluang industri keuangan tahun ini, Andrie mengaku semakin optimistis dan pasar keuangan bakal terus bertumbuh. Meskipun ia tak menampik bahwa dunia dihadapkan pada krisis global. Oleh karena itu, tambah Andrie, BTPN harus tetap waspada melihat perubahan ekonomi. 

Ia juga akan melihat seberapa besar pengaruh krisis global terhadap Indonesia. Dan apa yang harus dilakukan  jika dampak itu begitu berasa. Untuk itu, BTPN akan melihat secara detil pada semua segmen yang dilayani. 

“Dampak terbesar ada di mana, dampak terkecil ada di mana dan opportunity juga ada dimana, termasuk di Jawa Timur," tandasnya. 

Sementara itu, Regional Head BTPN Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Aida Belina Tenando menambahkan bahwa BTPN Jatim memiliki kontribusi positif terhadap kinerja BTPN secara nasional. Sebab BTPN Jatim mencakup wilayah yang cukup luas dan potensi bisnis yang besar. 

BTPN memiliki 46 kantor cabang di Jatim. Sedangkan di Surabaya ada 22 kantor cabang. Sedangkan untuk Jatim dan Balinus sebanyak 61 kantor cabang. Maka dari itu, pihaknya akan melakukan mapping termasuk green finance yang menjadi salah satu fokus pengembangan bisnis BTPN ke depan. 

“Kami tengah melakukan analisa dan mapping menyeluruh di Jatim. Sebab Jatim itu luas dan besar,” kata Aida Belina tanpa mau menyebutkan persentase kontribusi Jatim terhadap BTPN nasional.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.