https://surabaya.times.co.id/
Pendidikan

Lembaga Perlindungan Anak: MPLS Surabaya Hadirkan Wajah Pendidikan Inklusif dan Humanis

Rabu, 16 Juli 2025 - 18:41
Lembaga Perlindungan Anak: MPLS Surabaya Hadirkan Wajah Pendidikan Inklusif dan Humanis Tampak seru, kegiatan MPLS di salah satu sekolah SMP di Surabaya. (FOTO: Diskominfo Surabaya)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur (Jatim) mengapresiasi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026 di Kota Surabaya. Menurut Isa Anshori, Pengurus LPA Jatim, pelaksanaan MPLS tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. 

Isa mengatakan, di hari pertama pelaksanaan MPLS tahun ini menjadi momen istimewa. Tidak hanya menjadi tanda dimulainya proses belajar, akan tetapi juga menjadi momentum penuh harapan bagi anak, orang tua, maupun para tenaga pendidik. Selain itu, ia menyebutkan, pelaksanaan MPLS kali ini juga menghadirkan wajah pendidikan yang inklusif dan humanis. 

“Inklusif karena melibatkan semua pihak, mulai guru, siswa, orang tua, dan pemerintah. Humanis karena mengedepankan pendekatan yang menyentuh hati, bukan sekadar prosedur administratif. Pendidikan tidak boleh menjadi ruang yang menakutkan atau asing, tetapi rumah kedua yang ramah bagi setiap anak,” ujar Isa, dikutip Rabu (16/7/2025).

Pada pelaksanaan MPLS tahun ini, Isa sempat menilik sejumlah sekolah negeri dan swasta di Surabaya. Yang pertama, ia berkunjung ke sekolah swasta di Yayasan Baiturrahman Surabaya. Di yayasan yang membina sekolah TK, MI, SMP, dan SMA itu, dirinya melihat sebuah harmoni antar jenjang. 

“Di yayasan sekolah tersebut, para siswa dikumpulkan di masjid, melaksanakan salat berjamaah, lalu diberi pengarahan yang menyentuh nilai spiritualitas, disiplin, dan tanggung jawab. Pendekatan seperti ini memperlihatkan bahwa MPLS bukan hanya pengenalan fisik ruang sekolah, tapi juga pembuka jalan menuju pembentukan karakter,” ungkapnya. 

Tidak hanya di lingkungan sekolah swasta, Isa mengungkapkan, di sekolah negeri SDN Kaliasin I, SDN Tanah Kali Kedinding, dan SDN Sidotopo juga tampak nyata rasa gotong royong antara orang tua murid dengan guru di MPLS kali ini. 

“Tampak gambaran keterlibatan emosional orang tua dalam proses pendidikan anak-anaknya. Ini adalah bentuk nyata dari gotong royong dalam dunia pendidikan," katanya. 

Yang menarik, suasana ini tidak terjadi begitu saja. Hal ini karena adanya Surat edaran (SE) Wali Kota Surabaya yang disampaikan melalui Dinas Pendidikan agar para orang tua mengantarkan anaknya di hari pertama sekolah, serta kebijakan pelonggaran jam kerja bagi para pekerja, benar-benar direspons secara positif oleh masyarakat. 

"Tidak ada kesan keterpaksaan. Yang terlihat justru partisipasi tulus dan semangat kolaborasi,” tutur Isa. 

Ia menyebut, apa yang disaksikan di Surabaya ini adalah cermin bahwa ketika kebijakan berpihak pada anak, masyarakat pun akan bergerak. Isa berpendapat, sekolah bukan benteng yang tertutup, melainkan taman yang terbuka untuk tumbuh bersama. Semangat ini perlu dijaga dan ditularkan ke hari-hari berikutnya dalam kalender pendidikan. Ini mengingatkan kita pada pemahaman belajar growth mindset

“MPLS di Kota Surabaya adalah lebih dari sekadar seremoni, karena MPLS tahun ini mencerminkan pendekatan pendidikan yang berpijak pada growth mindset pola pikir bertumbuh. Anak tidak dipandang sebagai makhluk pasif yang hanya menerima ilmu, tetapi sebagai individu yang bisa berkembang, belajar dari kesalahan, dan tumbuh melalui tantangan. MPLS yang humanis dan inklusif memberikan pesan sejak awal, bahwa setiap anak punya potensi, dan setiap potensi bisa diasah, bukan dibatasi oleh label pintar atau tidak pintar,” terangnya.

Melalui pemahaman belajar Growth mindset, memberikan ruang bagi guru dan orang tua untuk melihat pendidikan sebagai proses panjang yang butuh dukungan, namun bukan tekanan. Dengan menyambut hari pertama sekolah secara kolaboratif, dapat menanamkan keyakinan bahwa anak-anak boleh gagal, boleh takut, tapi tidak boleh menyerah. 

“Mereka perlu tahu bahwa sekolah adalah tempat aman untuk belajar, bukan hanya untuk menguasai pelajaran, tetapi untuk tumbuh sebagai manusia,” imbuhnya.

Maka dari itu, Pemerhati Pendidikan Anak itu berharap, MPLS di Surabaya bisa menjadi contoh baik bagaimana kebijakan, nilai-nilai pendidikan, dan peran komunitas dapat berpadu dalam satu semangat membangun generasi masa depan yang tidak hanya cerdas, tapi juga tangguh dan percaya diri.

“Pendidikan sejati bukan tentang siapa yang tercepat sampai di garis akhir, tetapi siapa yang tidak berhenti bertumbuh. Karena masa depan bukan hanya dibentuk oleh kurikulum dan buku teks, tapi juga oleh pelukan orang tua di pagi hari, doa dari guru yang tulus, dan lingkungan sekolah yang memanusiakan anak-anak kita,” tandasnya. (*)

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.