TIMES SURABAYA, KEDIRI – Proyek rekonstruksi Jembatan Bandar Ngalim, Kota Kediri maju lebih cepat dari jadwal aslinya. Dari yang semula bulan Oktober, start proyek ini maju mulai September.
Penyesuaian jadwal pembangunan ini selain terkait masalah anggaran, juga untuk mengantisipasi hadirnya bulan basah, bulan dimana rata-rata curah hujan lebih dari 200 milimeter.
"Bulan basah sedikit banyak berdampak, kalau misalnya terjadi hujan lebat kita harus menghentikan pekerjaan," tutur Construction Manager Area 4 Jatim PT. Bukaka Teknik Utama Agus Sumarsono beberapa saat lalu.
Selain itu, dalam pengerjaanya Agus menuturkan pihaknya turut memperhatikan naik turunnya air sungai Brantas dengan berkoordinasi bersama Bendungan Lodoyo, Blitar.
Seperti diketahui Jembatan Bandar Ngalim melintang di atas sungai Brantas, yang menghubungkan wilayah kota Kediri sebelah timur dan barat. Bendungan Lodoyo setiap 24 jam akan menginformasikan debit air yang dikeluarkan.
"Kita bekerja di sungai, jadi naik turunya air pasti berefek, terkhusus bulan basah. Jadi kita siap-siap kalau misalnya di sana mengeluarkan air segini, nanti kita di Kediri ini harus sudah waspada dan menghentikan pekerjaan atau tidak bekerja di bawah air," tutur Agus.
Pembangunan Jembatan baru Bandar Ngalim akan berlangsung dalam beberapa tahapan seperti pembongkaran jembatan lama, pembangunan pondasi, erection (pemasangan) dan pengaspalan. Saat pembongkaran jembatan lama, Agus menambahkan akan lebih banyak memanfaatkan alat berat daripada pekerja.
Hal itu untuk mempercepat pembongkaran jembatan lama. lama pembongkaran sendiri diperkirakan dua hingga tiga minggu. "Sehingga kita bisa melaksanakan tahapan pembangunan selanjutnya," tukas Agus lagi. Sedangkan nanti untuk mengurangi gangguan, pondasi yang digunakan adalah bore pile.
Model jembatan baru Bandar Ngalim nantinya mirip dengan jembatan atau overpass jalan tol namun dari konstruksi baja. Jembatan baru ini bakal mengikuti lebar jalan, sehingga tidak terjadi bottleneck seperti saat ini. Menurut rencana jembatan Bandar Ngalim akan diperlebar dari yang awalnya 7 meter menjadi 13 meter serta bertambah menjadi 4 jalur.
Tidak hanya itu, konstruksi jembatan juga akan berubah. Dari yang awal mulanya tipe jembatan callender hamilton atau CH, untuk jembatan yang baru akan mengusung tipe jembatan dengan konstruksi steel box grinder atau SBG.
Keputusan perbaikan dilakukan setelah pemerintah pusat melakukan evaluasi terkait keberadaan jembatan tipe CH di seluruh Indonesia. Dari evaluasi itu diputuskan jembatan dengan konstruksi CH di seluruh Indonesia akan diganti.
Selain jembatan Bandar Ngalim ada setidaknya 9 jembatan tipe CH di Jawa Timur yang akan turut direkonstruksi. Jembatan Bandar Ngalim sendiri dibangun pada 1978 atau kini sudah berusia 49 tahun. "Lebih kuat karena (jembatan baru) ini dari baja, " tukas Agus lagi.
Proyek jembatan baru Bandar Ngalim dibangun melalui mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Proses perbaikan dan pelebaran Jembatan Bandar Ngalim diperkirakan memakan waktu kurang lebih satu tahun.
Selama setahun penutupan tersebut, Pemerintah Kota Kediri dan Kepolisian menerapkan pengalihan arus lalu lintas pada rute kendaraan pribadi, bus, serta truk. Untuk setiap moda transportasi akan memiliki rute khusus selama Jembatan Bandar Ngalim ditutup.
Selain itu, untuk membantu mengurai kemacetan akibat penutupan jembatan Bandar Ngalim maka Jembatan Lama Kota Kediri, akan kembali difungsikan. Namun hanya boleh dilalui kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Roda empat dilarang lewat jembatan lama.
"Jembatan Bandar Ngalim sebenarnya didesain untuk dilalui bukan untuk berhenti. Dikhawatirkan jika ada kejadian tidak diinginkan atau rusak, maka sekarang diperbaiki," ujar Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar beberapa waktu lalu.(*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Imadudin Muhammad |