TIMES SURABAYA, SURABAYA – Istilah skin microbiome tengah populer di kalangan dunia kecantikan. Microbiome juga dikenal sebagai virus, jamur, bakteri, dan archaea.
Bakteri dan jamur ini sering dianggap sebagai sumber penyakit. Padahal keberagaman dan keseimbangan microbiome di tubuh manusia justru memiliki peran penting bagi imunitas dan kecantikan kulit wajah.
Microbiome kulit yang seimbang akan membantu memperkuat skin barrier, melindungi kulit dan membantu menjaga kulit terhadap virus dan bakteri berbahaya.
Begitupun saat microbiome kulit tidak seimbang, maka akan timbul berbagai permasalahan pada kulit. Seperti jerawat, beruntusan, break out, kusam dan warna kulit tidak rata.
Demikian pula cuaca dan polusi juga sangat berpengaruh dalam keseimbangan skin microbiome. Kemudian gaya hidup dan konsumsi nutrisi harian.
"Apabila microbiome tidak seimbang
dapat diatasi dengan penggunaan skincare yang ramah untuk microbiome kulit," terang Dokter Spesialis Kulit, dr. Irmadita Citrashanty, SpKK(K), FINSDV saat menjadi narasumber dalam acara BiomeBeauty di Guardian, Tunjungan Plaza 6 Surabaya, Sabtu (1/4/2023).
Dokter Irmadita menambahkan, pengguna
rangkaian produk skin care yang berlebihan dengan berbagai bahan aktif di dalamnya justru menyebabkan ketidakseimbangan microbiome, meningkatkan risiko sensitivitas kulit, hingga membuat kulit menjadi stres.
Namun demikian, basic skincare sendiri memiliki peran penting dalam menjaga skin microbiome. Antara lain membersihkan wajah dan eksfoliasi untuk membentuk sel kulit baru.
Dokter Irmadita menyarankan agar menggunakan salah satu rangkaian skincare dasar yang penting. Penggunaan pelembab atau essence, terutama ketika menggunakan produk yang mengandung bahan aktif seperti AHA, BHA, maupun retinol untuk mencegah iritasi yang bisa melemahkan lapisan pelindung kulit.
"Akan tetapi, harus mengetahui tipe kulit terlebih dahulu dengan menggunakan skincare yang ramah pada skin microbiome," ucapnya.
Lantas, bagaimana sebuah skincare dapat dikatakan microbiome friendly?
Produk skin care baru dapat disebut microbiome friendly jika formula atau kandungannya tidak mengganggu keberadaan microbiome kulit dan ramah bagi lingkungan.
"Tidak menggunakan pewarna dan pengawet. Nyaman di kulit, tidak terlalu keras, tidak menimbulkan rasa terbakar. Jangan lupa lihat masa expired produk karena justru jika sudah lewat masa expired akan menimbulkan bakteri baru," ucap dr Irmadita.
Begitu pula saat eksfoliasi, meskipun ada sedikit luka bekas pengelupasan, justru akan menghasilkan skin microbiome lebih sehat setelah perawatan tersebut.
Biome Beauty Ramah Skin Microbiome
Brand Specialist Biome Beauty, Elisa Frederica pada kesempatan ini mengenalkan hasil riset perusahaan bioteknologi, Nusantics.
Berdasarkan hasil riset Nusantics, munculnya masalah kulit merupakan indikator bahwa microbiome kulit sedang tidak seimbang.
Kulit berjerawat akibat didominasi oleh jamur biasanya memiliki karakter jerawat kecil, bruntusan memiliki solusi yang berbeda dengan kulit berjerawat akibat didominasi bakteri.
"Hasil penelitian Nusantics dari para ahli menyebutkan bahwa ketidakseimbangan microbiome dapat membawa masalah pada kulit. Namun banyak skin care di Indonesia belum terlalu mempelajari skin microbiome," tandas Elisa.
Padahal, lanjut Elisa, konsep atau klaim tentang microbiome friendly skincare tengah berkembang pesat di Indonesia.
Berangkat dari fakta tersebut, perusahaan berbasis teknologi genomics ini menghadirkan Biome Beauty. Produk berbasis microbiome yang diklaim sebagai friendly skincare pertama di Indonesia.
Biome Beauty telah diuji secara in vivo (pengujian dengan parameter microbiome langsung di kulit manusia yang merupakan gold standard uji klinis) terbukti merupakan elemen penting yang mampu menjaga keseimbangan microbiome di kulit.
"Nusantics Biome Beauty hadir sebagai solusi untuk masalah kulit kebanyakan orang Indonesia yang didominasi bakteri atau jamur, seperti halnya saya yang kulitnya didominasi oleh bakteri, membutuhkan
skincare yang mampu menutrisi jamur agar lebih seimbang," kata Elisa.
Biome Beauty hadir untuk menyeimbangkan microbiome, karena Biome Beauty bukan hanya sekedar sebuah brand, tapi juga solusi masalah kulit bagi banyak orang baik remaja hingga dewasa dalam mengembalikan kesehatan kulitnya.
"Nusantics percaya bahwa keberagaman dan keseimbangan microbiome-lah yang akan menghasilkan kulit sehat,” ujar Elisa Frederica.
Nusantics Biome Beauty diklaim menjadi jawaban dari permasalahan tersebut dengan menjadi skincare yang dipersonalisasi dengan kondisi microbiome kulit untuk mencapai kulit sehat bebas masalah.
Produk Biome Beauty yang menjadi unggulan adalah Biome Treatment Essence dan Biome Essence Spray.
Kedua kategori ini diciptakan untuk menjaga kesehatan kulit manusia dengan memperhatikan sisi makhluk hidup lain yang ada pada kulit.
Adapun Hero Product yang diperkenalkan Nusantics adalah Biome Treatment Essence Galactomyces, diperuntukkan bagi kulit bermasalah atau jerawat akibat bakteri
dan Biome Treatment Essence Gotu Kola yang diperuntukkan bagi kulit bermasalah atau jerawat akibat jamur.
Kedua skincare tersebut dihasilkan dari gabungan data penelitian dan kandungan alami berkualitas tinggi yang pada akhirnya membantu memperkuat skin barrier. Saat ini, produk Biome Beauty sudah bisa didapatkan via offline.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |