TIMES SURABAYA, BONDOWOSO – Ribuan sapi di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit lato-lato. Hal ini tentu mengkhawatirkan peternak. 

Data diterima TIMES Indonesia, dari total ternak di Bondowoso ada 1.042 terjangkit penyakit lato-lato. Namun 98,56 persen berhasil disembuhkan, sementara 13 ekor sapi dijual atau dipotong dan dua ekor mati akibat penyakit ini. 

Kabid Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Bondowoso drh Cendy Herdiawan mengatakan, biaya pengobatan penyakit ini cukup mahal. Satu obat bisa seharga Rp 1 juta untuk 50 cc. Kondisi ini menambah beban finansial bagi peternak lokal yang sudah terpuruk.

Cendy mengungkapkan, saat ini Pemprov Jatim mendistribusikan obat-obatan ke pusat-pusat kesehatan hewan di kabupaten.

 "Untuk kasus LSD terus kami lakukan vaksinasi. Sehingga, butuh kerjasama antar semua pihak," ucapnya.

Menurutnya, kondisi ini akan sangat berdampak kesejahteraan ekonomi para peternak. Apalagi tingginya biaya pengobatan dan potensi penurunan produktivitas ternak. 

Namun demikian kata dia, penanganan LSD di Bondowoso menunjukkan kemajuan, namun langkah-langkah lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Disnakan terus mengupayakan vaksinasi dan penanganan untuk mencegah penyebaran penyakit lato-lato. Adapun tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara efektivitas penanganan dengan biaya yang ditanggung para peternak.

“Pemerintah harus memperkuat ketersediaan vaksinasi dan obat yang terjangkau agar para peternak dapat bertahan menghadapi ancaman penyakit ini,” pungkasnya. (*)