TIMES SURABAYA, LAMONGAN – Nelayan di pesisir Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dikenalkan dengan sebuah aplikasi berbasis android, untuk mendeteksi keberadaan ikan. Aplikasi yang dikenalkan bernama Fish On.
“Di aplikasi ini nelayan bisa mendeteksi keberadaan ikan, setelah ikan itu ada kemudian nelayan diminta untuk memasukkan lookbook untuk produksi ikan di aplikasi, kemudian nelayan itu bisa menjual ikan melalui aplikasi android,” kata Handoro Ismanto, Kabid nelayan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Rabu, (25/9/2019).
Lalu apa manfaatnya dengan aplikasi yang mengadopsi dari teknologi informasi (TI) ini? Aplikasi yang dikenalkan dalam seminar nasional yang digelar Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) Lamongan ini, tak hanya semakin memudahkan nelayan saat menangkap ikan di laut.
“Jadi program ini selain untuk mempermudah nelayan mencari ikan, juga untuk mendapatkan harga ikan yang baik,” katanya seusai seminar yang juga menghadirkan Amril Syahputra Rangkuti, peneliti kajian pesisir dan laut IPB, H Ubaid, Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan, H Sukri, tokoh nelayan dan Iptu Winardi, Kasatpol Airud Polres Lamongan.
Lebih lanjut Handoro menjelaskan, di Jawa Timur, aplikasi Fish On ini baru sebatas dikenalkan ke nelayan Kabupaten Lamongan, Banyuwangi, Pacitan, Pamekasan dan Jember saja.
“Kita nanti akan melakukan kegiatan pelatihan penggunaan aplikasi itu,” ucap Handoro dalam seminar bertema “Menuju Nelayan Lamongan Sejahtera Melalui Aplikasi Berbasis Android” ini.
Sementara itu, Fajar Widisasono, Chief Representative Program Satu Juta Nelayan Berdaulat menerangkan, aplikasi Fish On ini tidak ubahnya seperti Gojek atau Grab. “Nelayan kita ajari, ini mewujudkan digitalisasi di nelayan. Kalau Gojek atau Grab, menemukan penumpang, Fish On ini menemukan ikan,” katanya.
Fajar membeberkan, dengan aplikasi tersebut memungkinkan nelayan melihat lokasi ikan, sehingga mereka bisa langsung menuju ke lokasi ikan yang sedang berkumpul tersebut.
“Nelayan karena nelayan tidak tahu tujuannya menangkap ikan, tapi mencari ikan dengan Fish On, nelayan sudah tahu tujuannya pergi ke laut. Nelayan tradisional mencari ikan dengan intuisi, tapi dengan Fish On bisa lebih canggih,” ucapnya.
Dikatakan Fajar, di aplikasi Fish On menyajikan panduan tentang menangkap ikan dengan cepat, ikan tetap segar dan harga jual tinggi. “Ada juga transaksi dengan fish-money,” tuturnya.
Selain mengenalkan aplikasi Fish On, lanjut Fajar, pihaknya dan Pemprov Jawa Timur juga akan mengenalkan nelayan cara menerapkan teknologi pengawetan ikan dengan cara PIO (pengawetan ikan organik).
“Kita bisa bertahan 4-5 hari, pengawet ikan organik.
Nelayan masalah menjual ikan, kita buat nelayan bisa langsung terhubung dgn industri, rumah tangga, rumah makan,” tuturnya.
Sementara itu, Bakal Calon Bupati (Bacabup) Lamongan, Sholahudin menyatakan, hadirnya Fish On ini menjawab kebutuhan dan tuntutan akan kemajuan teknologi. “Ini adalah sebuah teknologi yang tidak bisa dinafikkan, bahwa dengan perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 ini tidak hanya sektor darat, tapi nelayan juga bisa menggunakan HP -nya,” tuturnya.
Adanya aplikasi ini, akan memudahkan cara kerja nelayan selama melaut. “Untuk mengetahui posisi ikan yang banyak di mana, nelayan tidak harus muter-muter di laut, tapi tinggal mengikuti titik koordinatnya kemudian menurunkan jaring. Dengan demikian tingkat keberhasilan nelayan akan lebih bagus lagi,” katanya.
Usai diperkenalkannya Fish On ini, ke depan, Ia berharap pemerintah hadir dalam memberikan pelatihan ke nelayan. “Pemerintah diharuskan hadir untuk memberikan pelatihan-pelatihan, sosialisasi, pembinaan kepada nelayan, sehingga nelayan tidak tertinggal,” tutur Sholahudin.
Sholahudin menambahkan, seminar nasional yang mengenalkan aplikasi pendeteksi ikan Fish On ke nelayan ini merupakan gagasan dari kemaritiman NU Kabupaten Lamongan. “Maka dengan teknologi inilah, ketika kita bisa menguasainya, nelayan akan lebih mudah menemukan titik ikan yang banyak, sehingga tingkat keberhasilan melautnya akan lebih baik,” ujarnya. (*)
Pewarta | : Ardiyanto |
Editor | : Faizal R Arief |