https://surabaya.times.co.id/
Gaya Hidup

Melukis Bukan Sekadar Hobi, tapi Terapi Hati, Benarkah?

Jumat, 19 September 2025 - 19:27
Melukis Bukan Sekadar Hobi, tapi Terapi Hati, Benarkah? SBY menunjukkan hasil lukisannya. (Foto: Instagram @presidenyudhoyonoalbum)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, tak sedikit dari kita yang mencari 'pelarian' untuk mengisi kembali energi. Kita butuh sebuah kegiatan yang tak hanya menyenangkan, tapi juga mampu menenangkan jiwa. Di antara berbagai pilihan yang ada, melukis menawarkan lebih dari sekadar hobi. Melukis adalah jendela menuju ketenangan, cara untuk berekspresi, dan bahkan alat untuk menyembuhkan.

Melukis seringkali dianggap sebagai kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh seniman berbakat. Padahal, mengambil kuas dan kanvas adalah langkah sederhana menuju sebuah perjalanan introspeksi. Melalui setiap goresan dan perpaduan warna, kita tidak hanya menciptakan sebuah karya, melainkan juga bisa melepaskan beban yang selama ini tertahan.

Manfaat Melukis untuk Kesehatan Mental

Dunia ilmiah pun mengakui kekuatan melukis. Sebuah penelitian dari The Federal Polytechnic Ilaro, Nigeria, yang berjudul The Therapeutic Benefits of Artistic Painting to Human Health, menemukan bahwa seni, khususnya melukis, memiliki efek positif yang signifikan terhadap kesehatan manusia. Karya seni, terutama yang kaya akan warna, terbukti menjadi sarana ampuh untuk meningkatkan kesejahteraan individu.

Lebih dari itu, penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas menciptakan seni dapat membantu menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan emosi dan mental. Melukis memberikan ruang aman bagi kita untuk memproses emosi, mengubah perasaan kalut menjadi bentuk visual yang indah. Ini adalah bentuk terapi nonverbal yang sangat efektif, di mana kuas menjadi jembatan antara pikiran dan perasaan.

Lebih dari Sekadar Hobi: Mengasah Otak dan Mengungkap Diri

Selain menenangkan hati, melukis juga memiliki manfaat kognitif yang tak kalah penting. Kegiatan ini mampu mempertajam daya ingat dan konsentrasi. Saat kita fokus pada detail, seperti membentuk garis atau memilih gradasi warna, otak kita bekerja secara aktif. Proses ini melatih kemampuan otak untuk fokus pada satu hal dalam jangka waktu yang lebih lama, sebuah keahlian yang sangat berharga di era serba cepat ini.

Melukis juga merupakan wadah ekspresi diri yang tak terbatas. Saat kata-kata terasa tak cukup, kita bisa menuangkan emosi, ide, atau bahkan cerita pribadi ke dalam kanvas. Sebuah lukisan bisa menjadi cerminan perasaan yang terdalam. Tak heran jika banyak pelukis merasa lebih bebas dan lepas dari pikiran-pikiran yang mengganggu saat mereka tenggelam dalam proses berkarya.

Siapa Pun Bisa Melukis

Yang paling menarik, melukis adalah hobi yang tidak mengenal usia. Ini terbukti dari kisah mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di usia yang tak lagi muda, beliau justru menemukan kebahagiaan baru dalam melukis. Dengan bermodalkan tutorial dari internet, SBY membuktikan bahwa semangat untuk belajar dan berkarya tidak memiliki batasan.

Kisah SBY adalah inspirasi bagi kita semua. Melukis bukanlah tentang menciptakan karya yang sempurna, tetapi tentang menemukan kebahagiaan dalam prosesnya. Jadi, tunggu apa lagi? Ambil kuas dan mulailah melukis. Biarkan setiap goresan menjadi langkah kecil menuju kedamaian dan kesejahteraan diri. (*)

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.