TIMES SURABAYA, JERMAN – Aura PORSERA 2025 membuat suasana di Zentrum für Hochschulsport, Jerman, akhir pekan 30–31 Agustus 2025 terasa berbeda. Hiruk pikuk sorak-sorai para penonton yang sebagian besar merupakan anggota PPI Hannover, aroma rempah dari stan-stan kuliner Nusantara, serta dentuman musik dari panggung seni berpadu menjadi satu.
PORSERA 2025 sendiri merupakan festival olahraga, seni, dan kuliner yang digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hannover. Kegiatan ini mendapatkan mendapatkan antusiasme membludak dari warga Indonesia dan pelajar Indonesia di Negeri Seribu Kastil tersebut.
Tidak hanya warga Indonesia, tampak pula beberapa warga Malaysia, Vietnam, hingga Korea yang hadir. "PORSERA bukan sekadar ajang adu keterampilan di lapangan, melainkan juga ruang temu, ruang rindu, sekaligus ruang diplomasi budaya," ungkap Ibadurrahman Syabani Maulana, Ketua PPI Hannover 2024/2025.
Energi Olahraga, Gairah Diaspora
Mini soccer, yang sejak awal menjadi ikon PORSERA, kembali menjadi magnet utama. Namun, tahun ini ada sesuatu yang berbeda: cabang atletik estafet dan long run resmi diperkenalkan.
“Kami ingin menyalurkan bakat diaspora Indonesia sekaligus mengikuti tren lari yang sedang populer di Jerman,” tambahnya.
Di bawah semangat Unleash the Athlete in You, lapangan-lapangan olahraga dipenuhi semangat kompetisi sehat. Teriakan semangat, tepukan tangan, dan pelukan antarpemain seusai pertandingan menggambarkan makna sportivitas yang sesungguhnya.
Panggung Budaya dan Diplomasi Rasa
Tak hanya keringat yang bercucuran di arena olahraga, namun juga air liur yang tertahan di deretan bazar kuliner. Lebih dari 30 hidangan autentik Indonesia mulai dari sate ayam, rendang, hingga klepon sukses menggoda pengunjung dari berbagai negara.
Angota PPI Hannover berfoto bersama seusai acara. (FOTO: PPI Hannover)
“Harapan kami, melalui pentas seni dan bazar kuliner khas Indonesia, dunia dapat lebih mengenal kekayaan budaya bangsa,” ujar Arya Bahri Saman, Ketua Pelaksana PORSERA 2025. Baginya, olahraga, seni, dan kuliner adalah bahasa universal yang mampu menjembatani perbedaan.
Di atas panggung, para penampil mempersembahkan tari tradisional, musik akustik, hingga drama singkat yang membawa nuansa tanah air hadir di Hannover. Semua itu menjadikan PORSERA bukan hanya kompetisi, melainkan perayaan identitas budaya.
Apresiasi dan Harapan
Kehangatan PORSERA juga dirasakan oleh para tamu kehormatan. “Saya kagum melihat bagaimana PPI Hannover berhasil menyelenggarakan acara ini. PORSERA bukan hanya milik mahasiswa Indonesia, tapi sudah menjadi ajang internasional yang mempererat persahabatan lintas budaya,” ungkap Renata Siagian, Konsul Jenderal RI Hamburg.
Pujian itu semakin meneguhkan posisi PPI Hannover sebagai motor penggerak kegiatan positif di kalangan diaspora. Dukungan dari KBRI Berlin, KJRI Hamburg, PPI Jerman, hingga sponsor dan media partner semakin memperkuat ekosistem yang terbangun.
Lebih dari Sekadar Festival
Ketika malam penutupan tiba, sorot lampu panggung memantulkan wajah-wajah lelah namun puas. Senyum, tawa, dan foto bersama menjadi penanda bahwa PORSERA bukan sekadar festival olahraga, seni, dan kuliner. Ia adalah rumah bagi diaspora untuk bertemu, berkompetisi, sekaligus merayakan kebersamaan.
Di balik riuhnya pertandingan dan lezatnya sajian kuliner yang diusung PPI Hannover di PORSERA 2025 terselip pesan yang dalam: bahwa olahraga, seni, dan budaya adalah jembatan diplomasi yang mampu menyatukan, mempererat, dan menginspirasi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PPI Hannover Bawa Warna Nusantara ke Porsera 2025 Jerman
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |