TIMES SURABAYA, SURABAYA – Google Developer Group (GDG) Surabaya bersama AI/ML Surabaya, Flutter Surabaya, dan Institut STTS sukses menggelar DevFest Surabaya 2025 pada Sabtu (6/12/2025). Konferensi teknologi tahunan ini menegaskan era AI sebagai pendorong utama inovasi dan kemitraan internasional.
Acara yang bertujuan memperkuat ekosistem developer di Jawa Timur ini, dihadiri oleh lebih dari 750 peserta dari berbagai kalangan.
Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Surabaya, Chris Green, dalam sambutannya, menyoroti pentingnya peran AI saat ini, menyamakannya dengan kemunculan internet di masa lalu.

"Saat ini AI sepenting mahasiswa sekarang ini, sama seperti awal internet untuk generasi saya," ujar Green. Ia menekankan bahwa AI akan relevan di hampir semua sektor, termasuk di luar bidang teknologi.
"Jadi, menurut saya penting sekali bagi semua mahasiswa untuk mendalamiAI, walaupun jurusannya terkait dengan teknologi dan program maupun tidak." jelasnya.
Green juga menegaskan dukungan Pemerintah AS terhadap acara tersebut, mengingat Google merupakan perusahaan AS yang paling maju di bidang AI.
"Kami dari konsulat dan dari pemerintah Amerika bangga sekali mendukung kegiatan ini. Yang mendukung dan meraihkan teknologi dan inovasi Amerika, serta kemitraan antara perusahaan yang paling inovatif Amerika dengan para developer di Indonesia serta universitas di Indonesia." jelas Green.
Prof. Dr. Ir. Esther Setiawan, S.Kom., M.Kom., Profesor dari Institut STTS, menyatakan bahwa teknologi telah memasuki era sistem agent.
"Hari ini kita membagikan berbagai teknologi terbaru AI ke para developer supaya mereka tahu bahwa sekarang eranya agent. Jadi, agent ini akan menjadi fokus utama teknologi di mana antara agent ini akan berkolaborasi dan mendukung ekosistem dari dunia IT," kata Prof. Esther. Ia memberikan contoh implementasi AI agents dalam kolaborasi di bidang kedokteran untuk pencegahan serangan jantung hingga solusi pencarian rumah sakit.
Prof. Esther juga menekankan pentingnya pengembangan AI yang bertanggung jawab dengan tiga pilar utama Safe, Secure, dan Scalable.
"Safe itu solusi yang AI kembangkan itu aman, dipakai pengguna, tidak ada bias, tidak ada rasisme. Terus secure, aman dari serangan cyber attack. Dan scalability itu bisa untuk skala kecil ketika awal dikembangkan lalu bisa berjalan dengan cepat." jelasnya.
Dr. Ir. Joan Santoso, S.Kom., M.Kom., Direktur Research & Innovation Center Institut STTS, yang juga Google Developer Expert di Google Cloud, memimpin sesi workshop mendalam tentang pembangunan sistem agentic.
“Saya hari ini mau mengajarkan terkait dengan bagaimana pembangunan agentic system menggunakan open model dari Google, yaitu GMA. Jadi kita akan bahas step by step-nya, mulai dari yang basic, sampai bagaimana open model ini bisa digunakan untuk komunikasi daftar," jelas Dr. Joan Santoso. Sesi ini turut memanfaatkan teknologi Google Cloud.
Ia meyakinkan para peserta mengenai keamanan infrastruktur cloud dalam menghadapi tantangan industri.
"Kami punya Service Level Agreement (SLA), jadi Google Cloud, bahwa segala sesuatu sudah disiapkan, mulai dari sisi security, jadi Cloud enggak cuma hanya masalah infrastructure saja, tapi dari sisi security juga ada," tutupnya. zisti shinta
| Pewarta | : Zisti Shinta Maharani |
| Editor | : Faizal R Arief |