TIMES SURABAYA, SURABAYA – Di kehidupan kota metropolitan Surabaya, tantangan kesehatan kian kompleks, salah satunya dipicu oleh maraknya konsumsi junk food dan pola hidup serba cepat. Fenomena ini memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga penyakit degeneratif. Namun, di tengah kondisi ini, muncul inisiatif lokal yang menawarkan solusi berbasis alam, salah satunya melalui edukasi meracik herbal, bahwa meracik herbal bukan sekadar mencampur bahan, melainkan membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus
Noviati, pemilik Boja Bhumi, yang fokus pada pemanfaatan herbal, membuka pelatihan meracik ramuan tradisional di Surabaya. Kegiatan ini menjadi respons terhadap kebutuhan masyarakat akan alternatif kesehatan yang lebih alami dan berkelanjutan. Noviati menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang setiap bahan yang digunakan.
"Meracik ini harus sesuai khasiat tanaman, yang terpenting harus mengerti sehingga bisa meracik ke bahan lain," ujar Noviati.
Kehidupan kota besar seperti Surabaya seringkali mendorong masyarakat pada pilihan praktis, termasuk dalam hal makanan. Restoran cepat saji dan makanan instan menjamur, menawarkan kemudahan di tengah jadwal padat. Namun, di balik kepraktisan tersebut, terkandung risiko kesehatan jangka panjang akibat rendahnya nutrisi dan tingginya kandungan gula, garam, serta lemak. Kondisi ini membuat tubuh rentan terhadap berbagai penyakit. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) yang berkaitan erat dengan pola makan dan gaya hidup tidak sehat di perkotaan.
Boja Bhumi hadir sebagai jembatan bagi masyarakat Surabaya untuk kembali terhubung dengan kearifan lokal dalam menjaga kesehatan. Dengan pelatihan meracik herbal, Boja Bhumi tidak hanya mengajarkan teknik, tetapi juga filosofi di baliknya: bahwa alam menyediakan segala kebutuhan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Inisiatif ini juga selaras dengan kampanye pemerintah untuk menggalakkan konsumsi pangan sehat dan mengurangi ketergantungan pada makanan olahan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Semakin Banyak yang Konsumsi Junk Food, Boja Bhumi Hadirkan Solusi Racikan Herbal
Pewarta | : Zisti Shinta Maharrani |
Editor | : Deasy Mayasari |