TIMES SURABAYA, SURABAYA – Surabaya menjadi tuan rumah utama bagi perhelatan bergengsi Cap Kapal Checkmate FIDE Rated International Chess Tournament 2025. Bukanlah pertama kalinya kota ini menjadi lokasi ajang olahraga catur tingkat internasional tersebut.
Pembukaan acara yang digelar pada Jumat (19/12/2025) malam kemarin, tidak hanya dihadiri langsung oleh pucuk pimpinan badan catur nasional PB Percasi, tetapi juga menampilkan deretan pembuka yang menunjukkan dukungan menyeluruh dari ekosistem olahraga dan bisnis kota.
Kehadiran Ketua KONI Kota Surabaya, Arderio Hukom, dalam acara tersebut menegaskan bahwa event berkualitas internasional ini telah menjadi bagian penting dari agenda pembangunan prestasi olahraga kota.
Dukungan itu sejalan dengan komitmen sponsor utama, Direktur Utama PT Susanti Megah, Hermawan Santoso, selaku perwakilan dari produk Garam Cap Kapal, yang menjadi penopang utama kelangsungan kompetisi catur bergengsi ini.
Wakil Ketua Pengprov Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Jawa Timur, Hot Marihot, dengan tegas menyatakan komitmen dukungan dari pusat.
"PB Percasi dan Pengprov Percasi sangat mendukung FIDE Rated dilaksanakan di wilayah Jawa Timur lainnya. Terus ditambah,” ujar Hot, Sabtu (20/12/2025).
Pernyataan strategis itu sekaligus memberikan mandat dan kepercayaan lebih luas.
"King Knight juga ditugaskan dan siap membantu untuk melaksanakan kegiatan serupa di kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur," sambungnya.
Arahan ini menunjukkan bahwa kesuksesan penyelenggaraan turnamen catur di Surabaya dipandang sebagai model percontohan yang akan direplikasi, menyebarkan dampak positif pembangunan olahraga catur ke seluruh penjuru provinsi, sebuah visi yang didukung penuh oleh kepemimpinan olahraga kota setempat.
Dukungan struktural dari federasi semakin diperkuat dengan kehadiran serta pernyataan Ketua Bidang Perwasitan dan Pertandingan PB Percasi, Agus Subandrijo, yang turun langsung memimpin jalannya turnamen berformat FIDE ini.
Kehadirannya meneguhkan standar internasional yang diterapkan. Agus menempatkan event Surabaya ini dalam peta strategis yang lebih besar, yakni peningkatan daya saing Indonesia di kawasan.
“Event ini juga membantu program PB Percasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pemain catur Indonesia dengan FIDE Rating, agar minimal bisa yang terbaik di ASEAN,” papar Agus Subandrijo.
Pernyataan ini mengungkap misi besar di balik turnamen catur, yang tidak hanya soal menjaring pemenang di atas papan, tetapi juga sebagai wadah perolehan rating FIDE yang krusial bagi karier pecatur.
Atmosfer Pertandingan Kelas Tinggi
Kolaborasi yang erat antara PB Percasi, KONI Surabaya, dan pihak sponsor seperti PT Susanti Megah dan Atria Tour Travel bisa menciptakan fondasi kuat bagi terwujudnya misi ambisius tersebut.
Sistem pertandingan catur bertaraf dunia yang diterapkan, dengan aturan waktu 90 menit ditambah 30 detik per langkah, memang dirancang untuk menciptakan atmosfer kompetisi kelas tinggi.
Kebijakan penetapan batas rating maksimal 2200 merupakan langkah cerdas yang menciptakan arena pertarungan yang seimbang dan kompetitif.
Hal ini memberikan peluang emas bagi pecatur nasional Indonesia untuk mengukur kemampuan, bertarung secara sehat dengan pemain asing, dan yang terpenting, mengumpulkan poin rating yang berharga.
Kualitas peserta yang dihadirkan tahun ini sangat mengesankan, diikuti oleh dua International Master dan dua FIDE Master, serta puluhan master nasional, menjamin bahwa kompetisi catur di Surabaya berlangsung pada level tertinggi dan menarik perhatian dunia, sebuah pencapaian yang dibangun dari sinergi berbagai pihak termasuk kontributor dana utama.
Tidak dapat dipungkiri, daya pikat event ini telah melampaui batas-batas negara. Tingkat partisipan turnamen catur tahun ini mencapai 214 peserta, sebuah lonjakan fantastis yang hampir tiga kali lipat dari gelaran perdana.
Mereka tidak hanya datang dari sabang sampai merauke, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi, tetapi juga membentuk sebuah kontingen catur internasional yang terdiri dari delapan negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Rusia, Australia, Uzbekistan, Korea, dan Jerman.
Keragaman ini menunjukkan betapa Surabaya telah memiliki reputasi kota tuan rumah event olahraga internasional yang diperhitungkan, sebuah reputasi yang turut dibangun oleh dukungan korporasi melalui sponsorship yang berkelanjutan.
Gelombang kedatangan ratusan atlet, ofisial, dan pendamping dari berbagai negara ini secara langsung memberikan napas baru bagi sektor pariwisata olahraga atau sport tourism di Surabaya.
Hesnud Daulah dari King Knight Creative dengan antusias menceritakan dampak nyata ini.
"Banyaknya peserta dari berbagai provinsi dari berbagai negara itu menikmati Kota Surabaya,” ujarnya.
Aktivitas sederhana seperti berburu kuliner khas Surabaya menjadi cerita yang mengemuka.
“Misalnya menikmati hiruk pikuk kota Surabaya melalui kuliner tadi malam, dengan mengantarkan beberapa pemain luar seperti Malaysia Filipina ya berburu kuliner rawon,” tutur Hesnud.
Interaksi ini adalah bukti konkret bagaimana sebuah event olahraga skala dunia berfungsi sebagai katalisator ekonomi kreatif dan pemasaran wisata yang efektif, jauh melampaui durasi pertandingan itu sendiri, dan memberikan nilai tambah bagi semua pihak yang terlibat, termasuk para sponsor yang ikut mengangkat nama produk di tengah komunitas global.
Konsistensi Surabaya dalam menggelar event bertaraf internasional hingga empat kali penyelenggaraan ini tentu berdiri di atas fondasi yang kokoh.
Kemitraan strategis olahraga antara tiga pilar utama penyelenggara swasta (King Knight Creative), asosiasi olahraga nasional (PB Percasi), pemerintah daerah melalui KONI Surabaya, dan dunia usaha melalui Garam Cap Kapal.
Hesnud Daulah sebelumnya telah menekankan pentingnya rekomendasi resmi dari PB Percasi sebagai landasan legitimasi untuk menyelenggarakan turnamen FIDE Rated yang diakui dunia.
Di sisi lain, dukungan formal dari KONI Surabaya dan komitmen finansial dari sponsor korporat memberikan stabilitas dan ruang gerak bagi penyelenggara untuk fokus pada kualitas acara.
Apresiasi tinggi juga secara khusus ditujukan pada semangat muda Surabaya dan semua pihak yang terlibat.
Inisiatif anak muda Surabaya dalam menghelat event sebesar ini mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari perwakilan PB Percasi.
Kolaborasi yang solid dan melibatkan berbagai unsur menciptakan sebuah ekosistem catur yang subur bagi pertumbuhan bibit-bibit prestasi. Visi yang diusung pun melampaui sekadar satu kali pertandingan.
Konsistensi penyelenggaraan turnamen catur bergengsi seperti Cap Kapal Checkmate adalah pondasi utama dan bukti nyata untuk mewujudkan ambisi besar menjadikan catur sebagai industri yang berkelanjutan, sekaligus menjadikan catur sebagai salah satu ikon kebanggaan Kota Surabaya di mata nasional dan global, sebuah perjalanan yang didukung oleh jaringan kemitraan yang kuat.(*)
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |